Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengeluarkan pengumuman penting ke dunia. Ia menunda penerapan tarif timbal balik (resiprokal) yang lebih tinggi ke sejumlah negara, yang seharusnya mulai berlaku 9 April kemarin.
Perlu diketahui 2 April lalu, Trump mengumumkan akan memberlakukan tarif dasar 10% ke semua negara yang barang-barangnya masuk ke AS, dan kenaikan 11%-50% ke negara lain, yang dianggap memiliki surplus perdagangan dengan Paman Sam serta melakukan hal "tak adil" ke ekspor negeri itu. Tarif 10% diberlakukan 5 April sementara yang lebih tinggi 9 April.
Namun beberapa jam setelah pemberlakuan AS menunda kenaikan sejumlah negara. Meski jumlah negara belum diumumkan jelas, dan bagaimana negosiasinya, hanya China yang kini dikenai tarif bahkan hingga 125%.
"Yah, saya pikir orang-orang sedikit bertindak tidak sesuai aturan," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih dikutip CNBC International, Kamis (10/4/2025).
"Mereka menjadi gelisah... Anda tahu, mereka menjadi sedikit gelisah, sedikit takut, tidak seperti para juara ini, karena kita memiliki pekerjaan besar yang harus dilakukan," tambahnya lagi.
Ia pun mengatakan bahwa tidak ada presiden lain yang bisa melakukan hal serupa sepertinya. Menurutnya, pemimpin harus memiliki fleksibilitas dalam kebijakan.
"Tidak ada presiden lain," katanya. "Dan itu harus dilakukan".
Bursa AS Meroket dan Perusahaan Trump Cuan
Setelah pernyataan Trump ini pasar saham AS mengalami salah satu reli terbesar dalam sejarahnya Rabu waktu setempat. Padahal sebelumnya pasar berada di bawah tekanan ekstrem selama seminggu terakhir.
Indeks S&P 500 meroket 9,52% hingga ditutup pada 5.456,90 untuk kenaikan satu hari terbesar sejak 2008. Untuk indeks pasar yang luas, itu adalah kenaikan terbesar ketiga dalam sejarah pasca-Perang Dunia II (PD 2).
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 2.962,86 poin atau 7,87%, hingga ditutup pada 40.608,45 untuk persentase kenaikan terbesar sejak Maret 2020. Sementara indeks Nasdaq Composite melonjak 12,16% hingga berakhir pada 17.124,97, mencatat kenaikan satu hari terbesar sejak Januari 2001 dan hari terbaik kedua yang pernah ada.
Dalam catatan CNBC International, sekitar 30 miliar saham diperdagangkan kemarin. Ini menjadikannya hari dengan volume tertinggi di Wall Street dalam sejarah, dar data yang sudah ada sejak 18 tahun lalu.
"Saya telah mengesahkan PENGHENTIAN selama 90 hari, dan Tarif Timbal Balik yang diturunkan secara substansial selama periode ini, sebesar 10%, yang juga berlaku segera," tulis Trump di Truth Social miliknya meski mengatakan menaikkan tarif terhadap China.
Kenaikan saham ini juga terjadi pada saham operator perusahaan Trump. Trump Media & Technology Group Corp meroket hingga 19%, setelah penundaan.
"THIS IS A GREAT TIME TO BUY" hingga Dengarkan Trump
Sebenarnya Trump sudah memberi tanda-tanda kenaikan bursa saham. Pada Rabu pagi waktu AS, beberapa menit sebelum pembukaan Wall Street, ia memosting sejumlah tanda di Truth Social.
Pertama, ia menyebut slogannya "MAKE AMERICA GREAT AGAIN". Lalu setelahnya ia menyinggung JPMorgan dengan postingan "Memperbaiki Perdagangan dan Tarif adalah hal yang baik!" Jamie Dimon, JPMorgan Chase, Chairman & CEO, di Maria B Show!".
Setelahnya, ia juga mengatakan "BE COOL! Semuanya akan berjalan dengan baik. AS akan menjadi lebih besar dan lebih baik dari sebelumnya!". Lalu ia mengatakan "THIS IS A GREAT TIME TO BUY!!!" alias "INI WAKTU YANG TEPAT UNTUK MEMBELI".
Postingan saatnya membeli bursa juga diberi tanda "DTJ". Itu merupakan inisial presiden dan ticker untuk Trump Media & Technology, perusahaan induk Truth Social yang saham mayoritasnya dipegangnya.
Secara teori, bagi siapa pun yang membeli saham di pasar pada menit itu atas desakan Trump, mereka memperoleh keuntungan besar. Saham melonjak dalam pembalikan historis dalam perdagangan sore setelah Trump mengumumkan penarikan kembali beberapa tarif, perubahan tajam setelah pengungkapan rencananya untuk mengenakan pajak impor minggu lalu menghancurkan pasar.
David Wagner, manajer portofolio di Aptus Capital Advisors LLC, melihat unggahan Trump pada hari Rabu. Awalnya ia tidak percaya bahwa unggahan itu asli.
"Apakah itu melanggar aturan? Saya tidak tahu, bukan berarti Trump mematuhi serangkaian aturan apa pun," kata Wagner, seraya menambahkan bahwa hal itu mengubah aturan keterlibatan di pasar.
"Jelas sekarang Anda akan melihat Trump untuk mendapatkan tanda apa pun," tegasnya memberi sinyal ke investor untuk mulai mendengarkan Trump.
"Hal serupa pada masa jabatan pertamanya adalah sesuatu yang mungkin tidak seharusnya kita lupakan. Dia melakukan hal-hal seperti itu," jelasnya lagi.
"Aturan telah berubah terkait pasar dan presiden yang secara langsung ikut campur."
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bos Sekuritas Ungkap Nasib IHSG & Rupiah Dihantam Tarif Trump
Next Article Donald Trump Menang: Wall Street Pesta Pora, Kripto Diburu Investor