Jakarta, CNBC Indonesia - Nigeria tengah menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam satu generasi. Namun di Lagos, justru lahir fenomena baru.
Ini adalah klub-klub "kabaret mewah". Klub hiburan itu meramaikan kehidupan malam kota metropolitan tersebut.
Di klub-klub seperti The Library misalnya, hujan uang kertas palsu, aksi panggung glamor, dan makan malam fine dining kini menjadi satu paket hiburan bagi kalangan elit di kota berpenduduk 20 juta orang tersebut. The Library, yang dua tahun lalu diubah dari klub bertema buku menjadi restoran mewah, menjadi salah satu pelopor tren ini.
"Terkadang saya melihat pria berusia 65 tahun menikmati makan malam sambil menonton pertunjukan. Dua tahun lalu, itu tidak mungkin terjadi," ujar pemiliknya, Wemo Edudu, seperti dikutip AFP, Jumat (12/12/2025).
Fenomena kabaret mewah, yang berakar dari budaya Prancis abad ke-19, kini berkembang pesat di distrik paling prestisius Lagos. Rococo (gaya arsitektur Eropa) di Victoria Island menjadi salah satu yang paling mencolok, dengan interior lampu gantung kristal, mural barok, hingga proyeksi Napoleon dan Marie-Louise yang bisa bernyanyi rap.
Menu yang ditawarkan pun tak kalah ekstrem. Dari foie gras berlapis emas hingga carpaccio buaya.
"Pertunjukan bergerak bersama Anda," kata bos Rococo, Ghada Ghaith. "Anda sedang makan, berbicara, lalu sebuah lagu atau aksi panggung langsung mencuri perhatian."
Meski dipenuhi sentuhan Eropa, kekhasan lokal tetap terasa. Banyak penyanyinya merupakan talenta gereja, tempat mereka mengasah vokal sejak kecil.
Namun kemewahan yang mencolok juga menyoroti ketimpangan. Harga menu jauh melampaui upah minimum bulanan.
Tak jauh dari sana, ada klub lain bernama Zaza, yang menawarkan "Birkintini". Ini adalah koktail yang diklaim sebagai termahal di Afrika, seharga US$20.000 (Rp 332 juta)lengkap dengan tas Hermes Birkin.
"Saya belum pernah melihat yang seperti ini. Semuanya digabung jadi satu, dan sangat indah," ujar seorang tamu.
Ambisi Zaza pun tak main-main. Klub berkapasitas 700 orang itu tampil dengan tema tropis, pelayan bermotif zebra, hingga parade botol berlampu.
"Kami benar-benar mencoba membawa Las Vegas ke Nigeria!" kata Direktur Kreatif Bobby Francis.
Konsep kabaret dirancang untuk menjaga energi tetap hidup sepanjang malam. Namun tantangannya juga besar karena sebagian warga Lagos lebih menyukai pesta bebas dibanding seni pertunjukan.
"Kadang mereka tak memperhatikan. Menarik perhatian mereka itu sulit," kata pemain sirkus asal Meksiko, Rodrigo Adame.
"Gangguan terbesar lainnya: ponsel. Sekarang semua orang hidup melalui telepon mereka," tambahnya.
Meski demikian, di tengah ruangan gelap yang diterangi kilatan layar ponsel, kabaret Lagos tetap menemukan momentumnya. Ini menjadi sebuah pelarian glamor di tengah tekanan ekonomi yang menjerat negara.
(tfa/șef)
[Gambas:Video CNBC]






























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319082/original/060228700_1755504247-pspr.jpg)


:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339916/original/010495200_1757135510-20250904AA_Timnas_Indonessia_Vs_China_Taipei-108.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339674/original/047240900_1757081733-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-08.JPG)








:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5310777/original/099498800_1754792417-527569707_18517708213000398_2665174359766286643_n.jpg)



