PANI Akuisisi CBDK, Ini Gurita Bisnis Aguan Dari Properti Hingga Galon

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham milik Sugianto Kusuma "Aguan" PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) yang bergerak di sektor properti dan real estate, bagian dari PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) mencatatkan kenaikan harga saham yang luar biasa di sepanjang tahun ini. Hal ini dilandasi karena kinerja keuangan CBDK yang positif di semester I 2025.

Positifnya kinerja keuangan CBDK pun mendorong PANI membeli saham CBDK dengan nilai fantastis. Hingga penutupan perdagangan Kamis (4/9/2025), saham CBDK telah melesat 54,56% sepanjang 2025 di level Rp6.275 per lembar saham.

PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) berencana akan melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) III atau rights issue dengan menerbitkan saham baru sebanyak 1.212.536.300 saham yang nilai nominalnya sebesar Rp100 per saham.

Belum diumumkan berapa harga pelaksanaannya, namun diharapkan mampu memenuhi kebutuhan perusahaan untuk memuluskan aksi akuisisi untuk memperbesar kepemilikan di Bangun Kosambi Sukses (CBDK).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dana dari rights issue akan digunakan untuk membeli saham CBDK hingga 44,1% dengan 2,4 muliar saham dari PT Agung Sedayu dan PT Tunas Mekar Jaya senilai Rp16.125.000.000.000.

Sehingga nantinya kepemilikan PANI di CBDK akan naik dari 45,9% menjadi hingga 90% dan penyertaan saham baru di 3 anak usaha PANI.

Sehubungan dengan PMHMETD III Perseroan akan memintakan persetujuan dari para pemegang saham dalam RUPSLB yang rencananya akan diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 9 Oktober 2025.

Sebelumnya, emiten pengelola kawasan CBD PIK 2 PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) melaporkan peningkatan pendapatan sebesar 23% menjadi Rp1,2 triliun di paruh pertama tahun 2025.

Presiden Direktur CBDK, Steven Kusumo mengatakan, raihan ini didukung oleh peningkatan serah terima produk, khususnya pada kuartal kedua. Hal ini membuat laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp517 miliar.

Kontribusi besar dari penjualan kaveling tanah komersial di CBD PIK2, serta pertumbuhan signifikan pada produk-produk komersial seperti Bizpark PIK2 dan Rukan Milenial, menunjukkan kepercayaan pasar yang terus meningkat.

Ke depan, CBDK terus memacu pembangunan proyek seperti Nusantara International Convention & Exhibition (NICE) seluas 123.000 m2 yang dirancang untuk mengakomodasi hingga 100.000 orang dan Hotel Hilton Jakarta PIK2 yang menghadirkan 271 kamar eksklusif.

PANI dan CBDK adalah salah satu dari bisnis-bisnis yang dikelola dan terafiliasi dengan Sugianto Kusuma "Aguan", lantas bisnis apa saja yang saat ini dimiliki oleh Aguan?

Berikut catatan CNBC Indonesia Research deretan gurita bisnis Aguan.

1. Agung Sedayu Group (ASG)

ASG didirikan sejak tahun 1971, fokus utama di sektor properti, mulai dari kontraktor kecil hingga pengembang properti besar seperti perumahan, mall, apartemen, pusat komersial, hingga kawasan industri.

Terdapat beberapa bisnis yang terafiliasi dan unit usaha dibawah ASG, yakni:

> Agung Sedayu Realestat Indonesia (ASRI): Mengelola empat hotel internasional, beberapa hunian, gedung kantor, dan lima pusat ritel (termasuk ASHTA District 8, Hublife Jakarta, PIK Avenue, Mall of Indonesia, dan Grand Galaxy Park Bekasi).

>ASHTA District 8: Kompleks mixed-use modern di SCBD, Jakarta-termasuk mall Ashta, perkantoran, apartemen, dan hotel internasional (contohnya Langham). Mall Ashta dikelola melalui ASRI dan menonjolkan konsep open-air serta eco-friendly.

> Mall of Indonesia (MOI): Dikembangkan dan dimiliki ASG, dengan tenant besar seperti Carrefour dan Uniqlo serta bioskop FLIX Cinema milik ASRI.

> Harco Mangga Dua: Pusat elektronik terintegrasi pertama di Indonesia.

> Taman Palem (± 200 ha, Jakarta Barat), Pantai Indah Kapuk (PIK), PIK Avenue, serta kawasan industri seperti Sedayu Square, Green Sedayu Biz Park (Cakung & Daan Mogot).

2. Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI)

Aguan dan keluarga menguasai sekitar 88% saham melalui PT Multi Artha Pratama (MAP), kini PANI menjadi flagship pengembangan superblock PIK2.

3. Pimadaya Plastisindo Tbk (PDPP)

Aguan memiliki saham dan menjadi investor strategis di PDPP. perusahaan manufaktur kemasan plastik, seperti galon, botol, dan sedotan, dengan fokus pada penjualan produk kemasan minuman isi ulang (AMDK). Perusahaan ini juga memiliki rencana ekspansi produk ke IKN dan menggarap produk plastik bangunan di masa depan.

4. Sektor Perbankan

Bisnis "Aguan" di perbankan mengacu pada keterlibatan dalam PT Bank Artha Graha International (INPC), di mana ia menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama. Bank Artha Graha, yang didirikan bersama Tomy Winata, adalah bagian dari gurita bisnisnya yang lebih luas di bawah payung Grup Artha Graha dan Agung Sedayu Group, yang mencakup berbagai sektor seperti properti, perhotelan, dan pengembangan kawasan.

Aguan juga tercatat pernah diurus di Bank Inter-Pacific sebelum penggabungan dengan Bank Artha Graha.

5. Sektor Ritel

PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) sendiri merupakan perusahaan yang didirikan oleh keluarga Sugianto Kusuma alias Aguan, pendiri Agung Sedayu Group. Sementara istri Aguan, Rebecca Halim, bisa dibilang sebagai "pengendali" Erajaya Swasembada karena memiliki 54,51 persen saham lewat PT Eralink International.

Kemudian, komisaris Erajaya Swasembada juga dijabat oleh sang anak, yakni Richard Halim Kusuma. Direktur Utama Perseroan, yakni Budiarto Halim merupakan adik dari Rebecca Halim alias ipar dari Aguan.

6. Proyek IKN

Aguan memimpin konsorsium pengusaha domestik untuk proyek strategis. Konsorsium Aguan digadang-gadang jadi motor investasi swasta di IKN (hingga Rp20 triliun). Dan Aguan berhasil membangun Hotel Nusantara (Swissotel Nusantara) hanya dalam 9 bulan, mendapat apresiasi Presiden Jokowi.

7. Yayasan Buddha Tzu

Yayasan Buddha Tzu Chi tidak dimiliki oleh Sugianto Kusuma, melainkan Sugianto Kusuma atau Aguan adalah Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan aktif berkontribusi dalam kegiatan sosialnya. Yayasan ini didirikan pada tahun 1994 oleh istri-istri pengusaha Taiwan dan merupakan bagian dari organisasi Tzu Chi Internasional yang didirikan oleh Master Cheng Yen di Taiwan.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
| | | |