Jakarta, CNBC Indonesia - Lazimnya, pejabat atau aparatur negara yang melakukan kesalahan berat akan dijatuhi hukuman setimpal. Namun, anomali justru terjadi di Indonesia era kolonial. Seorang pejabat yang jelas-jelas terjerat kasus besar seperti korupsi malah mendapat kenaikan jabatan dari penguasa.
Kok bisa?
Sekitar tahun 1625, terdapat seorang pejabat VOC bernama Arent Gardenijs. Awalnya dia bertugas sebagai pedagang dalam struktur VOC di Batavia (kini Jakarta) dan Banda. Mulai dari pedagang junior hingga senior.
Lambat laun, kariernya menanjak hingga masuk ke struktur kelembagaan VOC. Pada 1630, dia bahkan diangkat menjadi anggota Dewan Kehakiman. Dua tahun kemudian, dia berhasil mendapat jabatan mentereng sebagai Gubernur Jenderal di Coromandel (kini bagian dari India).
Namun, menurut Erik Odegard dalam Patronage, Patrimonialism, and Governors' Careers in the Dutch Chartered Companies, 1630-1681 (2022), kesuksesan ini bukan semata-mata karena kompetensi, melainkan berkat kedekatannya dengan Gubernur Jenderal ke-7 VOC, Jacques Spex (1629-1632). Sekitar 1630-an, Gardenijs tercatat menikahi saudara perempuan Specx, yakni Geertruyt Buys.
Meski begitu, jabatan tinggi itu tak berlangsung lama. Gardenijs dipanggil pulang ke Jakarta (dulu Batavia) setelah kasus dugaan korupsi lewat aktivitas perdagangan gelap terungkap. VOC berhasil melakukan penyelidikan lewat pemeriksaan buku dagang dan aktivitas di pergudangan yang melibatkan posisi Gardenijs.
Hasilnya, tercatat banyak penyimpangan, sehingga dia harus dicopot dan diadili. Beberapa riset kontemporer mengungkap, aksi korupsi di era VOC memang sering dilakukan para pejabat.
Menurut C.R.Boxer dalam Jan Kompeni: VOC dalam Perang dan Damai (1983), kegiatan bisnis yang sangat besar dan menguntungkan di VOC membuat para pejabat tergiur untuk memupuk keuntungan pribadi. Aktivitas tidak terpuji inilah, seperti dilakukan Gardenijs, yang kemudian membuat VOC bangkrut di penghujung abad ke-18.
Meski bukti korupsi jelas, pengadilan VOC justru memutus Gardenijs tidak bersalah tanpa alasan jelas. Dia dibebaskan karena punya hubungan saudara dengan Gubernur Jenderal Jacques Spex yang sudah mengintervensi proses peradilan.
"Hubungan keluarga ini melindungi Gardenijs dari hukuman," ungkap Erik Odegard dalam Patronage, Patrimonialism, and Governors' Careers in the Dutch Chartered Companies, 1630-1681 (2022).
Alasan Spex mengintervensi proses pengadilan juga tak kalah konyol. Dia beranggapan bahwa Gardenijs tidak pantas dipenjara karena masih ada pejabat lain yang kejahatannya lebih besar tetapi tidak ditahan. Dari sini, Gardenijs dibebaskan dan kembali aktif menjadi pejabat VOC.
Dia kemudian ditugaskan ke Ambon dan tak lama kemudian kembali mendapat kenaikan jabatan sebagai Gubernur Jenderal di Coromandel. Semua ini berlangsung dengan catatan kelam Gardenijs sebagai seseorang yang pernah diadili akibat kasus korupsi, meski berakhir tak dapat vonis.
Naskah ini merupakan bagian dari CNBC Insight, rubrik yang menyajikan ulasan sejarah untuk menjelaskan kondisi masa kini lewat relevansinya di masa lalu. Lewat kisah seperti ini, CNBC Insight juga menghadirkan nilai-nilai kehidupan dari masa lampau yang masih bisa dijadikan pelajaran di hari ini.(mfa/mfa)
Next Article Pejabat Ini Paling Dibenci Rakyat China Gegara Tukang Korupsi