Jakarta, CNBC Indonesia - Saham Lululemon anjlok tajam pada hari Kamis (4/9/2025). Itu terjadi setelah perusahaan itu memperingatkan dampak tarif Presiden AS Donald Trump dan keputusannya untuk menutup celah bebas bea terhadap bisnisnya.
Mengutip BBC, peritel asal Kanada tersebut mengatakan pungutan AS dan penghapusan yang disebut pengecualian de minimis akan merugikan perusahaan sekitar US$240 juta atau sekitar Rp3,95 triliun tahun ini.
Kebijakan tersebut memungkinkan perusahaan mengirimkan pesanan dari pembelian daring senilai US$800 atau kurang ke AS tanpa harus membayar bea masuk.
Lululemon lantas memangkas prospeknya, memperkirakan penjualan untuk tiga bulan ke depan antara US$2,47 miliar hingga US$2,5 miliar, lebih rendah dari para perkiraan analis.
Penghapusan aturan de minimis akan memiliki "dampak signifikan" terhadap pendapatan Lululemon karena akan mengganggu pengiriman e-commerce AS-nya. Hal itu disampaikan kepala keuangan Lululemon Meghan Frank dalam earnings call.
Terkait penjualan, CEO Lululemon Calvin McDonald mengatakan dalam sebuah pertanyaan, bahwa pihaknya melihat "momentum positif" di luar negeri tetapi "kecewa" dengan kinerjanya di AS.
Ia mengatakan kepada analis bahwa perusahaan sedang mempertimbangkan cara untuk mengurangi dampak tarif dengan menyesuaikan rantai pasokan dan memangkas biaya, meskipun perubahan akan membutuhkan waktu.
Menurutnya, siklus produk Lululemon telah "berjalan terlalu lama" dan menjadi "terlalu mudah ditebak", sehingga kehilangan tren baru.
Perusahaan mengatakan awal tahun ini bahwa mereka akan melakukan kenaikan harga yang "sederhana" karena kenaikan biaya.
Adqpun mayoritas produk Lululemon dibuat di negara-negara Asia seperti Tiongkok dan Vietnam.
Merek pakaian termasuk di antara bisnis yang paling terpukul oleh tarif karena mereka memproduksi barang di negara-negara Asia, yang telah menghadapi beberapa pungutan AS tertajam.
Lululemon sendiri menghadapi persaingan yang semakin ketat dari para pesaing dengan harga lebih rendah seperti Vuori dan Alo Yoga.
Sahamnya turun lebih dari 15% dalam perdagangan yang diperpanjang di bursa New York pada hari Kamis. Tarif Trump telah mendorong merek pakaian olahraga lain untuk menaikkan harga dalam beberapa bulan terakhir.
Adidas memperingatkan bahwa tarif tersebut akan merugikan mereka sebesar US$233 juta dan menaikkan harga bagi pelanggan Amerika. Hampir separuh produk perusahaan tersebut dibuat di Asia.
Pada bulan Juni lalu, Nike menaikkan harga beberapa sepatu olahraga dan pakaiannya di AS.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengadilan Perdagangan AS Blokir Tarif Trump, Begini Dampaknya