Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha sepatu mengungkapkan, ketersediaan stok sepatu di beberapa gudang saat ini tengah menumpuk karena pesanan turun. Juga, karena beberapa pabrikan belum melepas barangnya karena khawatir akan dampak dari ketegangan global akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO) Yoseph Billie Dosiwoda mengatakan kondisi gudang saat ini cukup padat.
"Saya berkontak sama beberapa anggota, dan mereka menyampaikan pemesanan mengalami penurunan. Pasca Lebaran ini justru lagi penyesuaian penghitungan. Ada beberapa stok gudang mereka yang pesanan turun, dan ada beberapa yang belum dilepas. Tapi ini sebuah proses," kata Billie kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (15/4/2025).
Adapun menurutnya, hal ini merupakan dampak dari gejolak global baru-baru ini, terutama terkait perang dagang AS-China.
"Situasi global itu memang sangat mempengaruhi. Kita di domestik, apalagi kita ini memang pelaku industri yang komponennya juga melakukan kegiatan ekspor. Kalau ditanya dampak, tentu kami sangat merasakan," tambah Billie.
Billie menambahkan daya beli masyarakat yang tengah lesu juga menjadi penyebab industri persepatuan di Indonesia merana.
"Misalnya sebelum Ramadan dan Idulfitri, kita merasakan daya beli masyarakat menurun. Karena publik, masyarakat di sektor lain itu mengalami PHK gitu. Sehingga daya beli masyarakat mereka terhadap persepatuan juga mengalami penurunan," ujar Billie.
Terkait proyeksi pertumbuhan penjualan sepatu, Billie belum dapat memastikan apakah di tahun ini dapat tumbuh atau tidak.
"Kalau pertumbuhan, saya belum bisa jawab, persentasenya juga, karena itu data dan angka. Kami punya hal yang baik di 2024," ujarnya lagi.
"Masih ada triwulan kedua, masih ada triwulan ketiga sampai setahun ke depan. Harapannya situasi membaik. Walaupun cukup berat," tambahnya.
Harapan Bergantung Pada Tim Negosiasi Tarif Trump
Billie berharap proses negosiasi terkait kebijakan tarif AS ini dapat memperoleh titik terang dan tentunya dapat menyelamatkan industri sepatu di Indonesia.
"Harapannya hasil negosiasi pemerintah kita itu, harapannya ya, tidak naik sama sekali, Harapan lainnya, yakni dalam tiga bulan tarif AS putusannya oke, situasi industri domestik juga oke, sehingga proses produksi anggota kita dapat berjalan dengan baik dan tetap stabil," kata Billie.
Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto mengirimkan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih untuk negosiasi tarif dagang yang dikenakan AS ke Indonesia sebesar 32%. Agenda negosiasi dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump terjadwal pada 16-23 April 2025. Disebutkan, Tim negosiasi pun sudah berangkat sejak kemarin, 14 April 2025.
Pemerintah Indonesia akan memanfaatkan 90 hari masa penundaan pemberlakuan tarif Trump, yakni hingga 9 Juni 2025, untuk melakukan negosiasi.
"Indonesia adalah salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama untuk diundang ke Washington," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat konferensi pers di kantornya, dikutip Selasa, (15/4/2025).
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Trump Tunda Tarif Resiprokal, Angin Segar Industri Sepatu?
Next Article Video: BI Beberkan 5 Indikator Ekonomi Dunia Bakal Meredup ke Depan