FOTO Internasional
Reuters, CNBC Indonesia
08 September 2025 05:00

Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalanan Thessaloniki pada Sabtu (6/9/2025) ketika Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis menyampaikan pidato kebijakan ekonomi tahunannya di Pameran Dagang Internasional. (REUTERS/Alexandros Avramidis)

Aksi protes yang didukung serikat pekerja itu menuduh pemerintah lebih mengutamakan keringanan pajak bagi kalangan pengusaha, sementara hak-hak pekerja dan layanan publik terus tergerus. “Mereka telah menghancurkan pendidikan, layanan kesehatan, dan pendapatan kami. Pemerintah harus digulingkan,” kata salah seorang pengunjuk rasa. (REUTERS/Alexandros Avramidis)

Di sisi lain, Mitsotakis mengumumkan paket reformasi pajak senilai 1,6 miliar euro (US$1,87 miliar). Kebijakan tersebut mencakup keringanan pajak penghasilan bagi keluarga dengan anak, serta penghapusan pajak properti di wilayah terpencil guna mendorong relokasi generasi muda. (REUTERS/Alexandros Avramidis)

Langkah-langkah baru itu dipaparkan dalam pidato ekonomi tahunan perdana menteri, yang kerap menjadi ajang penetapan arah kebijakan fiskal negara. Mitsotakis menyatakan reformasi pajak akan mulai berlaku pada 2026. (REUTERS/Alexandros Avramidis)

Menurutnya, kebijakan tersebut akan dibiayai oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat dan meningkatnya penerimaan pajak negara. Pemerintah bertekad menjaga stabilitas fiskal sambil memberi insentif pada keluarga dan daerah yang mengalami penurunan populasi. (REUTERS/Alexandros Avramidis)

Namun, rencana tersebut muncul di tengah merosotnya dukungan publik untuk partai berkuasa, Demokrasi Baru. Jajak pendapat terbaru menunjukkan elektabilitas partai turun ke kisaran 22–25%, jauh di bawah capaian 41% pada pemilu 2019. (REUTERS/Alexandros Avramidis)

Gelombang protes di Thessaloniki menegaskan adanya jurang antara agenda ekonomi pemerintah dan keresahan masyarakat. Ketidakpuasan publik terhadap penurunan layanan sosial diperkirakan akan menjadi tantangan besar bagi Mitsotakis dalam mempertahankan legitimasi politiknya ke depan. (REUTERS/Alexandros Avramidis)