Jakarta, CNBC Indonesia - PT Garam terus berupaya memperkuat infrastruktur demi kesuksesan proyek Sentra Industri Garam di Rote Ndao. Proyek ini sangat penting guna mendukung program swasembada garam yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Direktur Utama PT Garam, Abraham Mose mengatakan, pihaknya tengah mengembangkan infrastruktur strategis di Sentra Industri Garam di Rote Ndao. Sebagai contoh, tahun ini PT Garam akan membangun dermaga di kawasan tersebut untuk mempermudah proses pengangkutan produk garam yang kemudian hendak didistribusikan.
Nantinya, Sentra Industri Garam Rote Ndao akan menghasilkan berbagai macam garam, baik garam untuk bahan baku industri maupun garam olahan siap pakai.
"Kemudian bagaimana proses produksi yang cepat, termasuk packaging nantinya, sampai ke hilirisasi, sehingga garam yang keluar dari Rote itu ada yang berupa garam bahan baku maupun garam olahan yang siap dipakai," ujar dia dalam Danantara BUMN Performance, Rabu (10/9/2025).
Dia menambahkan, luas lahan Sentra Industri Garam Rote Ndao kurang lebih sekitar 10.000-13.000 hektare (Ha). Untuk tahap pertama, PT Garam menggarap lahan untuk produksi garam seluas 1.100 Ha. Proses konstruksi untuk tahap pertama pun sudah dimulai.
Setelah itu, PT Garam akan meningkatkan lagi luas lahan yang bisa dikembangkan di Sentra Industri Garam Rote Ndao tersebut yakni 1.500 Ha dan 2.500 Ha. Alhasil, PT Garam menargetkan dapat mulai memproduksi garam dari Sentra Industri Garam Rote Ndao pada awal 2026 nanti. Sentra industri ini pun akan dilengkapi dengan teknologi terbaru untuk produksi garam.
"Teknologi yang digunakan saat ini kita menggunakan teknologi yang bisa dikatakan yang sudah ada, di mana ada selat air laut yang masuk di selat dan membentuk satu yang secara natural menghasilkan garam. Itu bisa dikatakan lantai garam pertama yang kita akan alirkan ke meja kristal," ungkap dia.
Keberadaan Sentra Industri Garam Rote Ndao sangat penting. Ini mengingat, kebutuhan garam nasional mencapai 5 juta ton - 5,5 juta ton per tahun. Dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) No. 17 Tahun 2025, Indonesia mesti mengurangi impor garam secara bertahap dan membangun industri garam yang mandiri.
Proses produksi garam di dalam negeri pun bukan hal yang mudah. Apalagi, Indonesia turut terpapar efek perubahan iklim yang membuat kondisi cuaca di Tanah Air sulit diprediksi. Sebagai contoh, periode pertengahan tahun yang sejatinya masuk musim kemarau, namun faktanya hujan masih kerap mengguyur beberapa wilayah Indonesia.
"Namun Alhamdulillah, karena Kami PT Garam itu punya ladang yang cukup luas dan dengan pola bagaimana melakukan serial pembuatan garam, dengan melihat waktu, melihat cuaca yang kurang lebih yang tidak stabil seperti ini, kita masih tetap melakukan panen," jelas Abraham.
Di samping itu, PT Garam juga telah belajar dari pengalaman bahwa sudah saatnya menggunakan teknologi SWRO (Sea Water Reverse) ataupun teknologi MVR (Mechanical Vapor Recompression). Teknologi ini memungkinkan PT Garam dapat mempercepat proses produksi garam dan membuat produksi garam bisa berlangsung secara terus-menerus.
"Ini merupakan satu solusi bagaimana kita bisa memproduksi garam secara continous, stabil dan menghasilkan volume yang kita targetkan tetap. Apa saja teknologi yang kita akan terapkan tadi saya sampaikan itu kalau kita menggunakan lahan maka kita menggunakan teknologi SWRO untuk memotong rantai percepatan evaporasi," kata dia.
Pada akhirnya, Sentra Industri Garam Rote Ndao sangat penting. Pasalnya, kebutuhan garam nasional mencapai 5 juta ton - 5,5 juta ton per tahun. Dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) No. 17 Tahun 2025, Indonesia mesti mengurangi impor garam secara bertahap dan membangun industri garam yang mandiri.
Untuk mencapai swasembada garam, Indonesia mesti mampu memproduksi setidaknya 5,3 juta ton. Saat ini, Indonesia baru mampu memproduksi setengah dari angka tersebut. Maka dari itu, pengembangan Sentra Industri Garam Rote Ndao perlu segera direalisasikan.
PT Garam pun berupaya menarik minat para investor untuk ikut bersama mengembangkan industri garam di tanah Air. Perusahaan tersebut juga hendak menggandeng pemerintah melalui Danantara untuk mendanai proyek Sentra Industri Garam Rote Ndao.
Abraham mengaku, pihaknya sudah menyiapkan proposal kepada Danantara untuk pengembangan Sentra Industri Garam Rote Ndao. Hal ini demi mempercepat proses menuju swasembada garam nasional.
"Tentunya campur tangan pemerintah, campur tangan negara kita perlukan," tandas dia.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PT Garam Siap Jadi Operator Utama K-SIGN di Rote Ndao NTT