RI Bakal Punya BBM Baru B50, Ekspor CPO Bakal Dikurangi

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana menerapkan mandatori pencampuran biodiesel 50% (B50) pada Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar pada 2026. Kebijakan tersebut meningkat dari kebijakan yang diterapkan pada saat ini yakni sebesar 40% atau B40.

Kebijakan B50 ini artinya kandungan biodiesel - atau dalam hal ini Fatty Acid Methyl Ester (FAME) berbasis minyak sawit (Crude Palm Oil/ CPO) - dalam setiap 1 liter BBM Solar mencapai 50%.

Bila kandungan biodiesel ditingkatkan menjadi B50, maka artinya kebutuhan pasokan CPO untuk diolah menjadi biodiesel tersebut juga akan meningkat. Lantas, dari mana sumber peningkatan CPO tersebut? Berapa besar kebutuhan CPO untuk kebijakan B50 pada tahun depan tersebut?

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut, salah satu opsi strategi untuk pemenuhan kebutuhan CPO sebagai bahan baku untuk program biodiesel tersebut adalah dengan mengurangi jumlah ekspor CPO.

"Ini kan persoalannya adalah kalau kita memakai B50, tinggal ekspor (CPO) kita yang kita kurangi, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri," katanya di sela acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Tidak hanya itu, alternatif strategi lain yang akan dipertimbangkan oleh pihaknya adalah dengan membuat Domestic Market Obligation (DMO) untuk CPO. Kemudian, dengan meningkatkan produksi CPO. Terakhir, dengan membuka lahan sawit baru untuk menunjang produksi CPO.

"Kita akan lihat itu (DMO CPO) salah satu alternatif," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan pemerintah tengah mempersiapkan rencana penerapan B50 untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor energi fosil.

"Jadi, kita mengharapkan B50 tahun 2026 itu bisa diimplementasikan. Ya berarti kalau B50, ketergantungan kita terhadap energi fosil itu kan bisa dikurangi," ujar Yuliot di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Yuliot menilai penerapan B50 akan berdampak positif terhadap pengembangan energi bersih dan lingkungan sekitar. Hal ini juga sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk mencapai net zero emission.

"Justru ini menjadi lebih baik ke depan. Ini bagian kita juga untuk pencapaian net zero emission," ujarnya.

Menurut dia, saat ini pemerintah masih melakukan penghitungan untuk memastikan ketersediaan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebagai bahan baku biodiesel.

Terlebih, kebutuhan FAME untuk penerapan B45 diproyeksikan sekitar 17 juta kilo liter (kl), sementara untuk kebutuhan B50 akan meningkat menjadi sekitar 19 juta kl.

"Jadi, dari assessment ini ya kita melakukan. Ini pemetaan itu apakah itu bisa, tapi kita dorong implementasinya adalah B50 untuk tahun 2026," kata Yuliot.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bahlil Sebut RI Bisa Terbebas dari Impor Solar, Asalkan...

Read Entire Article
| | | |