Rupiah Menguat Usai BI Rate Ditahan, Dolar AS Turun ke Rp16.680

2 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring dengan keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali menahan suku bunga acuannya.

Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (19/11/2025), rupiah terapresiasi sebesar 0,27% ke posisi Rp16.690/US$.

Pada pembukaan perdagangan, rupiah dibuka menguat di level Rp16.720/US$. Namun sepanjang sesi perdagangan, rupiah sempat berbalik melemah hingga menyentuh Rp16.755/US$, sebelum akhirnya kembali menguat menjelang penutupan.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB terpantau tengah mengalami pelemahan tipis sebsar 0,02% ke level 99,524.

Penguatan rupiah pada perdagangan hari ini terjadi seiring dengan diumumkannya hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), Rabu (19/11/2025). BI memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuannya di level 4,75% pada November ini. Suku bunga Deposit Facility tetap berada di 3,75%, sementara Lending Facility dipertahankan di 5,50%.

Keputusan tersebut sejalan dengan polling yang dilakukan tim riset CNBC Indonesia terhadap 12 lembaga/institusi keuangan. Seluruh responden memperkirakan BI akan mempertahankan BI Rate di level 4,75%.

Ke depan, BI menyatakan akan terus mencermati efektivitas transmisi kebijakan moneter longgar yang telah ditempuh, prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi, serta stabilitas nilai tukar rupiah dalam memanfaatkan ruang pelonggaran suku bunga yang ada.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa sejumlah intervensi tetap dilakukan pemerintah, baik di pasar valas luar negeri maupun domestik, termasuk melalui transaksi spot dan non delivery forward (NDF).

Di sisi lain, kebijakan kewajiban penempatan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam dinilai turut memperkuat pasokan dolar di dalam negeri.

"Ke depan, BI akan menjaga stabilitas rupiah melalui intervensi terukur di spot, NDF onshore, NDF offshore, serta pembelian SBN," ujar Perry.

Dari sisi eksternal, tekanan terhadap dolar AS di pasar global juga memberikan ruang bagi penguatan rupiah. Para pelaku pasar tengah menantikan rilis FOMC Minutes The Fed, di mana Jerome Powell sebelumnya menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga pada Desember belum menjadi keputusan final.

Selain itu, laporan ketenagakerjaan AS (nonfarm payrolls) untuk September yang sempat tertunda akibat government shutdown akan dirilis pada Kamis, bersama sederet data makro lainnya.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Rupiah Menutup Pekan Naik Tipis, Dolar AS Turun ke Rp16.625

Read Entire Article
| | | |