Jakarta -
Sebuah restoran di Jepang menjadi sorotan karena penyajian menu hamburgnya. Hamburg itu disajikan dalam kondisi kurang matang sehingga berisiko untuk kesehatan.
Setiap restoran dituntut untuk menyajikan makanan berkualitas agar meminimalisir risiko bahaya terhadap pelanggan. Jika pelanggan mengonsumsi makanan berkualitas buruk di restoran, bisa jadi restoran dituntut dan akhirnya rugi lebih besar. Kepercayaan pelanggan juga bisa pudar.
Seperti restoran di Jepang ini yang sedang menjadi perbincangan di media sosial karena penyajian daging hamburgnya kurang matang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sorotan tersebut diawali dari unggah influencer TikTok @kogi_jp_gourmet, yang menunjukkan pesanan hamburgnya di sebuah restoran berlokasi di Kichijoji, Tokyo.
Hambagu atau steak hamburg merupakan cincangan daging yang dicampur dengan bawang bombai, remahan roti, telur, dan sedikit susu. Diberi bumbu tambahan, lalu dicampur sampai merata.
Biasanya dipanggang dalam oven dengan suhu kurang lebih 71 derajat celcius atau dimasak diatas wajan sampai matang. Barulah disajikan dengan saus dan tambahan kentang goreng atau mashed potato.
Namun, ada juga hamburg Jepang yang disajikan atau dimasak dengan konsep 'drinkable hamburg.' Penyajian seperti inilah yang diterapkan oleh restoran tersebut.
Begini tampilan daging hamburg yang diterima oleh tiktoker tersebut. Foto: TikTok @kogi_jp_gourmet
Restoran Burg di Kichijoji dikenal memiliki menu spesial hamburg steak yang disajikan secara tradisional mengikuti gaya yoshuku (western food) dalam hot pan. Daging hamburg itu juga disajikan dengan lumuran saus. Dalam kreasinya, restoran ini juga menambahkan saus keju.
Saat hendak mencicipi, influencer Kogi Gourmet mencoba memotong daging hamburg. Namun, ia kaget lantaran bagian dalam daging ini hampir semuanya mentah dengan indikasi warna daging yang masih merah.
Di Jepang memang ada hamburg yang disajikan masih dalam kondisi setengah matang, namanya 'drinkable hamburg'. Proses ini membuat pelanggan perlu menunggu sebentar sampai hamburg itu matang sempurna di atas hot plate.
Dengan konsep tersebut, restoran lantas membela diri dengan menjelaskan proses penyajian ini. Menurut restoran, penyajian ini memungkinkan pelanggan mematangkan daging hamburg itu di atas hot plate.
Namun, penyajian seperti itu rupanya menimbulkan risiko bahaya penularan penyakit lewat makanan kepada pelanggan.
Penyajian drinkable hamburg juga sempat membahayakan pelanggan di prefektur Chiba. Pada bulan September lalu, sebuah restoran di Chiba menyebabkan 34 orang dirawat di rumah sakit karena daging hamburger yang mereka sajikan terinfeksi bakteri E.Coli. Para ahli pun menjelaskan bahwa panas dari hot plate tidak cukup membunuh bakteri, seperti E.Coli.
Unggahan TikToker ini pun menuai reaksi keras dari netizen.
Seorang netizen mengungkap, "Anda tidak bisa memasaknya dengan sempurna di atas kompor listrik."
Netizen lain juga menyerukan agar restoran yang menyajikan hidangan hamburg memasak makanan mereka dengan benar.
Hamburg merupakan hidangan mirip steak yang terbuat dari daging giling dan campuran lainnya. Foto: TikTok @kogi_jp_gourmet
Usai unggahan ini ramai, pemilik restoran meminta maaf karena menyajikan daging yang kurang matang. Ke depannya mereka akan memasak steak hamburg dengan lebih matang.
Divisi Tama-Fuchu dari Departemen Kesehatan Tokyo tidak mau memberi komentar terkait kasus ini. Mereka hanya memberi komentar umum tentang bahaya daging sapi giling yang dimasak kurang matang.
Tidak seperti steak, menurut mereka seluruh area daging sapi giling lebih rentan terhadap kontaminasi, mengharuskan daging dimasak hingga matang untuk menghancurkan bakteri berbahaya.
(aqr/adr)