Selamat Tinggal: Uang Koin Berusia 2 Abad Ini Tak Akan Diproduksi Lagi

2 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia- Keputusan pemerintah Amerika Serikat untuk menghentikan produksi penny menandai perubahan penting dalam kebijakan moneter negara tersebut.

Presiden AS Donald Trump memerintahkan US Treasury untuk mengakhiri pencetakan koin 1 sen setelah laporan resmi menunjukkan bahwa biaya produksinya lebih tinggi dari nilai intrinsiknya. Laporan US Mint menunjukkan setiap penny membutuhkan 3,69 sen untuk dibuat, menjadikannya instrumen pembayaran yang tidak lagi efisien.

Secara historis, penny pernah memegang peran penting sebagai alat pembayaran harian, tetapi nilainya semakin tergerus oleh inflasi puluhan tahun terakhir. Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar mesin penjual otomatis bahkan menolak penny karena bahan bakunya yang didominasi zinc.

Ditambah lagi, volume peredaran penny mencapai sekitar 250 miliar unit sehingga penghentian produksi dianggap tidak akan mengganggu sirkulasi dalam waktu dekat.

uang penny amerikaFoto: Pexels
uang penny amerika

Namun, pencabutan penny memicu persoalan teknis di tingkat ritel. Banyak toko mulai melakukan pembulatan transaksi tunai ke 5 sen terdekat karena pasokan penny menipis. Beberapa negara bagian memiliki aturan yang melarang praktik pembulatan, sehingga retailer meminta pemerintah menetapkan pedoman nasional agar tidak memicu risiko audit dan pelanggaran pajak penjualan.

Dari sudut pandang konsumen, AS memang telah lama bergerak menuju dominasi pembayaran non-tunai.

Survei Diary of Consumer Payment Choice menunjukkan bahwa metode pembayaran utama masyarakat AS kini bertumpu pada kartu kredit dan debit, yang secara total menyumbang 62% dari seluruh transaksi. Sementara itu, porsi pembayaran tunai hanya 16%, menunjukkan bahwa ketergantungan pada uang fisik sudah relatif rendah.

Transformasi metode pembayaran ini semakin memperjelas bahwa penghentian penny akan berdampak minimal terhadap perilaku pembayaran masyarakat. Kelompok pendapatan rendah masih menggunakan cash hingga 32%, tetapi tren jangka panjang menunjukkan porsi penggunaan uang tunai terus menyusut seiring urbanisasi, efisiensi transaksi, dan preferensi pembayaran digital.

Kenaikan penggunaan dompet digital mempercepat perubahan ini. Digital wallet seperti PayPal, Cash App, hingga Apple Pay kini menjadi pilihan favorit banyak konsumen, terutama generasi muda. Data Upgraded Points menunjukkan 53% konsumen AS lebih memilih digital wallet dibanding metode tradisional. Pertumbuhan ini dipicu pandemi, yang mempercepat adopsi pembayaran tanpa sentuhan.

Di e-commerce, digital wallet juga konsisten mendominasi. Sebanyak 37% transaksi online dilakukan melalui dompet digital, mengungguli kartu kredit (32%) dan debit (19%). Dengan prediksi bahwa angka ini naik menjadi 52% pada 2027, AS diperkirakan semakin dekat menuju ekonomi tanpa uang tunai.

Dominasi pembayaran digital juga didukung oleh ekosistem P2P payment yang semakin matang. Pada 2023, pembayaran P2P online naik menjadi 22%, menunjukkan konsumen semakin meninggalkan uang tunai dalam transaksi antarindividu. Selain itu, digital wallet dinilai memberikan kontrol lebih baik terhadap pengeluaran, dengan hanya 7% pengguna merasa "overspending", jauh lebih kecil dari pengguna kartu.

Meski demikian, ada tantangan baru. Sebagian pengguna digital wallet-terutama Gen Z-mengaku kesulitan melacak pengeluaran karena terlalu mudahnya melakukan pembayaran. Survei menunjukkan 41% Gen Z merasa pengeluaran mereka lebih sulit dikendalikan saat menggunakan digital wallet, jauh di atas Baby Boomers yang hanya 6%.

Sejarah Uang Penny 

Koin satu sen Amerika Serikat alias penny menyimpan sejarah panjang dan kisah menarik yang jarang diketahui publik. Resmi diperkenalkan pada 1793 arau 232 tahun lalu atau lebih dari dua abad lalu, penny awalnya terbuat dari tembaga murni dan disebut "Cent" karena nilainya satu sen, atau 1/100 dari dolar.

Uang penny amerikaFoto: Pixabay
Uang penny amerika


Koin pertama menampilkan Lady Liberty berdiri gagah, dicetak di Philadelphia, lokasi pertama US Mint. Seiring waktu, desain penny terus berevolusi dari Draped Bust, Coronet Head, hingga Indian Head yang populer antara 1859-1909. Setiap desain seakan mencerminkan Amerika yang tengah tumbuh dan berubah.


Tahun 1909 menjadi titik balik. Penny didesain ulang untuk memperingati 100 tahun kelahiran Abraham Lincoln. Kini, Lincoln tampil di sisi depan, sementara belakang menampilkan Lincoln Memorial mulai 1959. Penny Lincoln menjadi koin pertama AS yang menampilkan tokoh sejarah nyata, bukan sekadar simbol abstrak.

Material dan Transformasi
Sejak awal, penny terbuat dari tembaga murni. Namun, Perang Dunia II (1943) mengubahnya: penny saat itu dibuat dari seng bersalut tembaga karena logam tembaga dibutuhkan untuk perang. Sejak 1982, penny resmi menggunakan 97,5% zinc dan 2,5% tembaga, menyesuaikan biaya produksi dan efisiensi.

uang penny amerikaFoto: Pexels
uang penny amerika


Meski nilainya kecil, penny punya nilai budaya dan simbolis besar. Sayangnya, biaya produksi sering lebih tinggi daripada nilainya. Ini menimbulkan debat panjang: apakah penny masih relevan di era transaksi digital? Beberapa ekonom bahkan menyebutnya "uang yang sudah tidak praktis."

Dari Lady Liberty hingga Lincoln, penny AS mencerminkan evolusi ekonomi, budaya, dan teknologi Amerika. Nilainya mungkin cuma satu sen, tapi pengaruhnya? Tak ternilai. Penny tetap menjadi ikon yang dikenali di seluruh dunia-sebuah saksi sejarah mini yang selalu ada di kantong masyarakat Amerika.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
| | | |