Serangga Kecil Bikin Negara Ini Diserang Wabah Ganas, 123 Meninggal

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Bangladesh menghadapi masalah kesehatan serius yang kondisinya semakin memburuk seiring penyebaran penyakit yang ditularkan nyamuk, dengue dan chikungunya, yang terjadi bersamaan. Rumah sakit kewalahan menerima pasien, kondisi ini meningkatkan kekhawatiran akan penyebaran wabah yang lebih mengerikan dalam beberapa minggu mendatang.

Menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, yang dikutip Reuters, Bangladesh telah mencatat lebih dari 33.800 kasus dengue dan 132 kematian tahun ini. Pada minggu pertama bulan September saja, setidaknya 10 orang meninggal dunia dan lebih dari 1.500 orang dirawat di rumah sakit karena demam akibat dengue.

Sementara chikungunya, yang sebelumnya hilang selama bertahun-tahun, muncul kembali dan mewabah dengan cepat. Pada Januari hingga Juli, empat laboratorium di Dhaka mengonfirmasi 785 kasus virus chikungunya, dengan tingkat deteksi mencapai lebih dari 30% di beberapa fasilitas. Di kota pelabuhan Chittagong, para pejabat melaporkan 30 kasus hanya dalam 24 jam, sehingga jumlah kasus di kota itu menjadi hampir 3.000 tahun ini.

Rumah sakit berjuang untuk mengatasi wabah ini. Di Rumah Sakit Dhaka Medical College, rumah sakit umum terbesar di Bangladesh, bangsal-bangsalnya penuh sesak, jumlah pasien tiga kali lipat lebih banyak dari yang seharusnya.

Para ahli memperingatkan bahwa krisis ini dapat semakin parah kecuali kampanye pengendalian nyamuk diintensifkan.

"Nyamuk Aedes beradaptasi dengan cepat di kota-kota kita," kata Kabirul Bashar, ahli entomologi medis di Universitas Jahangirnagar. "Air yang tergenang di lokasi konstruksi, atap, dan bahkan pot bunga berubah menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Jika kita tidak menghancurkan habitat nyamuk secara sistematis, wabah seperti demam berdarah dan chikungunya hanya akan semakin besar setiap tahunnya."

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menandai demam berdarah sebagai salah satu ancaman global yang berkembang paling pesat, diperburuk oleh perubahan iklim dan kepadatan penduduk perkotaan. WHO menyarankan untuk mengenali tanda-tanda peringatan dini, termasuk nyeri perut, muntah, pendarahan, atau berkurangnya frekuensi buang air kecil.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article RI Saingan dengan Vietnam & Thailand, Prabowo: Kalau Perlu Kita Contek

Read Entire Article
| | | |