Jakarta, CNBC Indonesia - Jauh sebelum hiruk-pikuk Pilpres AS, ada satu 'raksasa' ekspor Indonesia yang diam-diam tumbuh pesat. Ia adalah industri sabun. Produk yang kerap dianggap sepele ini nyatanya sukses menopang perekonomian ribuan petani kelapa sawit dan membuka lapangan kerja di sentra-sentra industri pengolahan.
Kekuatan utamanya terletak pada bahan baku lokal yang kompetitif dan berkualitas. Kesuksesan ini terbukti dari data OEC 2022 yang menempatkan Indonesia di peringkat 6 eksportir sabun global dengan transaksi sebesar Rp 1,44 triliun. Kini, dengan terbukanya momentum pasar baru di AS, raksasa yang semula fokus menggarap pasar di India dan Filipina ini bersiap untuk berekspansi lebih agresif di pasar Amerika.
Negara-negara di kawasan Asia tercatat sebagai konsumen utamanya. India berdiri sebagai pembeli paling loyal, yang menyerap produk sabun RI senilai US$ 48,9 juta (setara 58,1 juta kg). Filipina mengekor di urutan kedua sebagai pasar gemuk dengan nilai impor US$ 29,8 juta (35,5 juta kg), sementara Pakistan berada di posisi ketiga dengan kontribusi US$ 6,2 juta (9,1 juta kg).
Amerika Serikat dan Saudi Arabia menyusul dengan impor senilai US$ 5,5 juta (6 juta kg) dan US$ 3,3 juta (3,6 juta kg). Tingginya permintaan dari negara-negara ini menunjukkan daya saing produk sabun Indonesia, baik dari sisi kualitas maupun harga yang kompetitif.
Sabun Indonesia umumnya terbuat dari bahan dasar minyak kelapa sawit, yang dikenal dengan kandungan asam lemak tinggi juga rempah-rempah. Hal ini membuat produk sabun Indonesia memiliki daya pembersih kuat dan aman bagi kulit, menjadikannya pilihan utama di berbagai pasar Asia, Timur Tengah, hingga Amerika Serikat. Selain itu, minyak kelapa sawit yang mudah diperoleh di dalam negeri membantu menjaga stabilitas harga bahan baku dan pasokan produk jadi, faktor penting yang berkontribusi pada keberhasilan ekspor Indonesia di pasar internasional.
Foto: Foto Kolase Sabun dan Lotion. (Dok. Freepik)
Ekspor ini memberikan dampak signifikan bagi sektor industri dalam negeri, terutama bagi para petani kelapa sawit dan pengrajin bahan mentah. Tingginya permintaan sabun otomatis meningkatkan kebutuhan bahan baku lokal, memberikan peluang ekonomi bagi petani kecil di sentra-sentra perkebunan sawit. Selain itu, industri pengolahan sabun menciptakan lapangan kerja, khususnya bagi produsen bahan kimia, pengolah minyak nabati, dan pekerja pabrik di berbagai wilayah. Dari sisi pasar global, produk sabun Indonesia diolah lebih lanjut menjadi sabun cuci, pembersih lantai, dan sabun antiseptik yang banyak digunakan untuk kebutuhan rumah tangga hingga industri. Tren global yang mengarah ke produk alami dan berkelanjutan membuka peluang besar bagi produsen Indonesia untuk memperluas pangsa pasar dengan inovasi produk ramah lingkungan. Dukungan pemerintah dalam bentuk insentif ekspor dan promosi produk hijau sangat penting untuk mendorong daya saing dan keberlanjutan produk sabun Indonesia di pasar global. Ke depan, potensi ekspor sabun Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh seiring dengan peningkatan kebutuhan akan produk pembersih yang berkualitas di Asia dan Timur Tengah d terutama setelah pandemi. Amerika Serikat juga diyakini menjadi pasar potensial bagi sabun Indonesia.
Dengan adanya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat serta QE yang akan dilaksanakan segera, diharapkan akan semakin menggerakkan ekonomi AS sehingga permintaan barang Indonesia, seperti sabun.
Melalui optimalisasi rantai pasok dan peningkatan kualitas produk, produsen sabun Indonesia dapat mengukuhkan posisinya sebagai pemain utama di industri sabun dunia, mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, dan memperluas peluang bagi masyarakat lokal.
-
CNBC INDONESIA RESEARCH
(gls/gls)































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319082/original/060228700_1755504247-pspr.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285579/original/071930200_1752717808-ChatGPT_Image_Jul_16__2025__11_01_37_AM.jpg)

:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5284222/original/004291500_1752589801-Timnas_Indonesia_U-23_Vs_Brunei_Darussalam_U-23-6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4860504/original/051850500_1718115963-Malut_United_-_Ilustrasi_Logo_Malut_United_copy.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4809513/original/037230800_1713799872-Timnas_Indonesia_-_Nathan_Tjoe-A-On_dan_Justin_Hubner_copy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5271468/original/063988200_1751511729-Timnas_Putri_Indonesia_vs_Pakistan-15.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5267473/original/070195100_1751106521-WhatsApp_Image_2025-06-28_at_17.14.16_c8077174.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5282186/original/092694300_1752468097-ATK_BOLA_ASEAN_U23_Mandiri_Cup_2025_Indonesia_vs_Brunei.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4922579/original/022348900_1724078961-Persik_Kediri_-_Ilustrasi_Logo_Persik_Kediri_2024_copy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5284203/original/025207900_1752587520-1000251979__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5281763/original/098313400_1752412814-abu.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5284236/original/088370400_1752591890-20250715AA_Piala_AFF_U-23_Timnas_Indonesia_U-23_vs_Brunei-09.JPG)
