Skandal Guncang Malaysia-China, Lebih dari 2 Juta Orang Kena

23 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyelidikan gabungan Malaysia dan China terhadap skema Ponzi raksasa yang dikendalikan oleh MBI International Group mengguncang kalangan bisnis dan politik di Penang. Otoritas menyita aset senilai RM3,8 miliar (sekitar Rp13,2 triliun) dan menangkap sejumlah tokoh penting, termasuk tiga taipan bergelar "Tan Sri".

Operasi penindakan bertajuk Op Northern Star diluncurkan setelah penyidik menerima informasi dari dalang utama skema, Tedy Teow Wooi Huat, yang saat ini ditahan di China. Teow diekstradisi dari Thailand pada Agustus 2024 dan tengah diinterogasi oleh otoritas China.

"Teow telah memberikan informasi rinci tentang mekanisme penipuan MBI dan para pelaku pencucian uang di Malaysia. Kami sedang menindaklanjutinya," ungkap Menteri Dalam Negeri Malaysia Saifuddin Nasution Ismail kepada CNA, dikutip Kamis (12/6/2025).

Sebanyak 17 orang telah ditangkap, mayoritas adalah pengusaha properti ternama Penang. Penyidik menduga dana investor digunakan untuk mendanai proyek properti besar dan pembelian tanah milik pemerintah negara bagian.

"Kami menemukan indikasi kuat bahwa dana MBI digunakan untuk membiayai proyek reklamasi seperti di Pulau Jerejak. Ini sedang kami dalami," ujar salah satu pejabat senior Kementerian Dalam Negeri yang tidak disebutkan namanya.

Pulau Jerejak sendiri dikenal sebagai kawasan strategis di lepas pantai Penang dan tengah dikembangkan untuk kawasan hunian dan komersial baru.

Lebih dari 2 Juta Korban

Menurut catatan pihak berwenang, skema MBI diduga telah menipu lebih dari 2 juta warga negara Tiongkok, dengan total kerugian mencapai 55 miliar yuan (sekitar RM32,4 miliar atau Rp113 triliun).

Skema ini menjanjikan keuntungan tinggi melalui investasi digital, real estate, dan platform e-commerce, namun ternyata beroperasi sebagai Ponzi, di mana ini menggunakan dana investor baru untuk membayar investor lama.

Kepolisian Malaysia mengonfirmasi bahwa hingga saat ini telah membekukan 988 rekening bank dan menyita berbagai aset mewah termasuk properti, kendaraan, serta investasi di saham penny.

"Total aset yang berhasil disita mencapai RM3,8 miliar dan masih berpotensi bertambah," kata Mohammed Hasbullah Ali, pejabat Direktur Departemen Investigasi Kejahatan Komersial PDRM.

Penyidik kini menelusuri aliran dana yang diduga juga masuk ke pasar modal lokal untuk manipulasi harga saham.

Dukungan China dan Kecaman Publik

Tindakan tegas Malaysia mendapat dukungan langsung dari Presiden China Xi Jinping, yang membahas kasus ini dengan Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam kunjungan kenegaraan pada April lalu.

"China sangat menghargai tindakan tegas Malaysia dalam kasus ini. Ini menunjukkan komitmen bersama memberantas kejahatan lintas negara," kata Saifuddin.

Namun, di dalam negeri, tekanan terhadap elite politik dan dunia usaha kian meningkat. Sejumlah aktivis menyerukan audit menyeluruh terhadap proyek properti besar yang berpotensi terlibat pencucian uang.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Geger Skandal Presiden 'Gila' Argentina, Terkait Kripto-Investor Jatuh

Read Entire Article
| | | |