Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan terdapat dua wilayah di Indonesia yang mengalami pasokan gas yang berlebih. Salah satunya seperti yang terdapat di wilayah Jawa Timur.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengungkapkan bahwa surplus gas yang terjadi di wilayah itu terjadi karena masih terdapat keterbatasan dalam ketersediaan infrastruktur. Sehingga gas yang ada di Jawa Timur belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
"Jadi, sejak 2023 kita struggling untuk mencoba menyelesaikan surplus pasokan di Jawa Timur dan pemerintah sudah membangun pipa Cisem hingga ke Jawa Barat. Kami akan menunggu hingga final nanti," ujar Kurnia dalam acara Coffee Morning CNBC Indonesia, Kamis (17/7/2025).
Selain pasokan gas yang berlebih di Jawa Timur, kondisi yang sama juga terjadi di wilayah Natuna. Hal tersebut seiring permintaan gas pipa dari Natuna ke Singapura yang mengalami penurunan.
Menurut dia, menurunnya permintaan gas bumi dari Singapura kemungkinan disebabkan oleh keputusan negeri singa yang mulai mencari sumber energi yang lebih murah.
"Karena kebetulan gas kita, gas pipa di Natuna tergolong dengan harga yang cukup mahal. Bahkan kalau mungkin mereka membandingkan dengan pembelian LNG bisa lebih murah dengan LNG sehingga mereka melakukan sedikit modifikasi untuk melakukan efisiensi," ujarnya.
Meski demikian, karena kendala keterbatasan infrastruktur, maka gas tersebut belum memungkinkan untuk disalurkan ke domestik.
"Namun karena kendala keterbatasan infrastruktur yang belum memungkinkan gas tadi di deliver ke domestik. Saya kira itu mungkin pengantar dari saya yang bisa saya sampaikan," katanya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Kontrak Gas Natuna PGN Dialihkan, Ini Alasannya