Slow! Aktivitas Pabrik China Melambat di Oktober, Meleset dari Harapan

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan aktivitas pabrik China pada bulan Oktober meleset dari ekspektasi pasar. Indeks Manufaktur (Purchasing Managers Index/PMI) tertekan karena penurunan tajam dalam pesanan ekspor baru, seiring meningkatnya ketegangan perdagangan dengan AS selama bulan tersebut.

Hal ini terungkap dari survei swasta terbaru yang dirilis, Senin (3/11/2025). PMI Manufaktur Umum China RatingDog, disusun oleh S&P Global, turun menjadi 50,6 pada bulan Oktober dari level tertinggi enam bulan di angka 51,2 pada bulan September, meleset dari ekspektasi analis di angka 50,9 dalam jajak pendapat Reuters.

Pesanan ekspor baru turun pada laju tercepat sejak Mei. Hal ini dikaitkan dengan meningkatnya ketidakpastian perdagangan.

"Bisnis baru dan output keduanya tumbuh pada tingkat yang lebih lambat pada bulan Oktober dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dengan kepercayaan bisnis merosot ke level terendah dalam enam bulan," "lapor survei tersebut dimuat CNBC Internastional.

"Ketika menilai prospek produksi satu tahun, perusahaan-perusahaan merupakan yang paling tidak optimis dalam enam bulan," katanya.

Namun demikian, indikator ketenagakerjaan di pabrik menunjukkan ekspansi pertama sejak Maret. Angka ini naik ke level tertinggi sejak Agustus 2023.

Angka survei swasta tersebut lebih baik dibandingkan survei resmi yang dirilis Jumat lalu yang menunjukkan aktivitas manufaktur turun menjadi 49,0. Angka di bawah 50 berarti kontraksi sementara 50 atau ke atas berarti pertumbuhan.

Survei swasta RatingDog mencakup 650 produsen dan mengumpulkan tanggapan pada paruh kedua setiap bulan. Sementara PMI resmi mensurvei sampel yang lebih besar, yaitu lebih dari 3.000 perusahaan, pada akhir bulan.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bertemu di Busa, Korea Selatan (Korsel) pekan lalu. Pembicaraan selama satu jam 40 menit tersebut membuahkan "gencatan senjata" perdagangan.

Berdasarkan perjanjian, AS akan menurunkan tarif impor untuk barang-barang China menjadi 10%, sehingga total tarif untuk barang-barang turun dari 57% menjadi sekitar 47%. Ini sebagai tanggapan atas penangguhan kontrol ekspor besar-besaran China terhadap mineral penting logam tanah jarang (rare earth) ke AS.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Penyebab Saham Bank Keok: Data Ekonomi Hingga Profit Taking

Read Entire Article
| | | |