Soal Opsi Waskita (WSKT) Go Private, Ini Respons Bos Bursa

1 hour ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menanggapi opsi PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) yang berpotensi melakukan privatisasi atau delisting dari pasar modal RI. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, delisting merupakan perjalanan terakhir sebagai perusahaan publik dan pihaknya tidak berharap hal itu terjadi.

"Go private, delisting, itu adalah journey terakhir menjadi perusahaan tercatat. Kalau kami di regulator, lebih kepada bagaimana perusahaan itu bisa memaintain listing statusnya. Jadi, bukan harapan kami untuk delisting," ujarnya dikutip Rabu (19/11).

Nyoman meminta agar manajemen untuk mempertimbangkan langkah yang lebih strategis kedepannya.

"Dan kami minta kepada mereka untuk berpikir hal yang lebih strategis ke depan. Orang susah menjadi perusahaan tercatat. Tinggal apa yang dilakukan," tuturnya.

Pada kesempatan berbeda, Wakil Kepala Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara (BP BUMN) Aminuddin Ma'ruf mengatakan, aksi korporasi perusahaan pelat merah terkait proses merger, holdingisasi, hingga pembubaran tersebut sedang dikaji.

"Memang proses merger, holdingisasi, pembubaran, pembentukan BPPWM itu ada di kami tepatnya. Sedang kami kaji bagaimana merger kelompok BP BUMN karya, tapi mudah-mudahan Desember ini selesai," ujarnya saat ditemui di Hotel Westin Jakarta, Rabu (19/11).

Aminuddin menyebut, proses penggabungan BUMN Karya akan rampung jelang akhir tahun ini. "Ya nanti tunggu aja ya, nanti ada kita buat kluster beberapa BP BUMN untuk yang BP BUMN karya itu, harusnya Insya Allah Desember udah selesai," ucapnya.

Saat ini, pihaknya sedang bekerja sama dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk memastikan proses aksi korporasi tersebut berjalan lancar.

Sebelumnya, peluang delisting telah disampaikan oleh Direktur Utama Waskita Karya Hanugroho. Hap itu seiring dengan penggabungan dengan BUMN karya lainnya.

Ia mengungkapkan, penggabungan Waskita dengan BUMN karya lainnya akan rampung paling lambat tahun 2026. Saat ini, rencana aksi korporasi tersebut sedang dalam proses kajian bersama Danantara Aset Manajemen.

"Karena pembahasan mengenai kita dari go public menjadi go private itu sangat mungkin juga itu dalam pembahasan kita. Jadi ini masih subjek itu dari hasil final bentuk struktur konsolidasi integrasinya," tuturnya.

"Kalau misalnya ada yang misalnya kalau apakah ini bentuk structure, bentuknya holding-subholding? Ataukah ini memang merger? Kalau merger kan beda nih, misalnya dari tiga perusahaan atau empat perusahaan jadi satu. Tidak ada single entity yang nanti surviving entity-nya siapa gitu kan. Itu kita masih betul-betul mengkaji itu," lanjutnya

Ia menjelaskan, proses konsolidasi ini membutuhkan waktu dalam mempertimbangkan kesiapan bisnis di masing-masing perusahaan, hingga perihal Sumber Daya Manusia atau pegawai. Apalagi, mengingat Waskita yang memiliki status sebagai perusahaan terbuka yang sebagian sahamnya dimiliki oleh publik.

"Apalagi ini ada perusahaan TBK, kita harus perhatikan respon pasar ataupun investor yang ada di market, itu kita juga harus akomodir, kira-kira responnya seperti apa," ucapnya.

Dalam rencana penggabungan ini, kata dia, juga ada potensi penurunan nilai aset, sehingga perlu melakukan proses penyesuaian struktural.

"Jadi market value lah intinya gitu. Jadi tidak ada lagi misalnya potensi yang berakibat after dari integrasi itu ada angka-angka yang muncul tiba-tiba yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Jadi kita tuh preparation-nya betul-betul kita matangkan," tuturnya.

Ia mengaku, konsolidasi menjadi perhatian banyak pihak karena menjadi arahan Presiden RI terkait pembenahan di BUMN karya dari 7 perusahaan menjadi 3 perusahaan. "Nah ini menjadi faktor penting, tujuan utamanya memang strategis yang ingin kita sampaikan bahwa tujuan utama adalah kembali kepada fokus pada core bisnisnya bagai BUMN Karya," ucapnya.

Tujuan utama konsolidasi lainnya juga untuk peningkatan sinergi dan efisiensi operasional, selain penguatan peran BUMN untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur nasional dengan sumber daya yang lebih terpusat dan efektif.

"Kami melakukan konsolidasi bersama dengan Danantara Aset Manajemen dan kita akan melakukan kajian kembali terkait dengan proses integrasi ini. Sehingga ini sifatnya belum final bentuknya seperti apa," pungkasnya.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Laba Waskita Karya Naik 14,4% di Kuartal II-2025

Read Entire Article
| | | |