Jakarta, CNBC Indonesia - Stok minyak sawit Indonesia pada Agustus 2025 tercatat menyusut jadi 2,543 juta ton, turun tipis dari posisi bulan sebelumnya sebesar 2,568 juta ton. DI periode sama tahun 2024 lalu, stok minyak sawit RI tercatat di level 2,815 juta ton.
Penurunan ini terjadi di tengah turunnya produksi (5,5 juta ton), naiknya konsumsi domestik (2,1 juta ton), dan pelemahan ekspor ke sejumlah negara tujuan utama (3,47 juta ton).
Data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menunjukkan, produksi CPO (crude palm oil/ minyak sawit mentah) pada Agustus mencapai 5,062 juta ton, turun 1,00% dari Juli yang sebesar 5,113 juta ton. Produksi PKO (palm kernel oil) juga turun menjadi 481 ribu ton dari 493 ribu ton. Meski begitu, secara tahunan, total produksi CPO+PKO hingga Agustus 2025 mencapai 39,037 juta ton, naik 13,08% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 34,522 juta ton.
Sementara itu, konsumsi dalam negeri naik menjadi 2,1 juta ton, meningkat dari 2,03 juta ton di Juli. Lonjakan terbesar terjadi pada biodiesel yang naik 5,71% menjadi 1,111 juta ton, disusul konsumsi pangan yang naik 1% menjadi 806 ribu ton. Sebaliknya, konsumsi oleokimia turun tipis 1,08% menjadi 183 ribu ton.
Dari sisi perdagangan luar negeri, ekspor produk sawit Agustus turun menjadi 3,473 juta ton, melemah 1,81% dibanding Juli yang sebesar 3,537 juta ton. Penurunan terbesar terjadi pada CPO yang anjlok 21,09% dari 626 ribu ton menjadi 494 ribu ton, diikuti oleokimia yang turun 0,46% dari 438 ribu ton menjadi 436 ribu ton. Sementara ekspor minyak sawit olahan naik 1,56% atau menjadi 2,343 juta ton dari 2,30 juta ton, dan olahan minyak inti sawit melonjak 21,34% dari 164 ribu ton menjadi 199 ribu ton.
Secara negara tujuan, ekspor sawit Indonesia ke India turun 160 ribu ton, ke Bangladesh turun 76 ribu ton, dan ke Pakistan turun 48 ribu ton. Sebaliknya, ekspor naik ke Malaysia (+103 ribu ton), China (+101 ribu ton), Afrika (+40 ribu ton), Uni Eropa (EU-27) (+32 ribu ton), Rusia (+6 ribu ton), dan Amerika Serikat (+4 ribu ton).
Meskipun volume ekspor menurun, nilai ekspor justru naik 3,50% menjadi US$3,819 miliar dari US$3,690 miliar pada Juli. Secara kumulatif hingga Agustus, nilai ekspor sawit 2025 sudah mencapai US$24,785 miliar, atau meningkat 42,88% dibanding periode yang sama tahun 2024 sebesar US$17,347 miliar.
Kenaikan nilai ekspor ini dipengaruhi oleh harga rata-rata minyak sawit dunia yang lebih tinggi, yakni US$1.204 per ton (CIF Rotterdam) selama Januari-Agustus 2025, dibandingkan US$1.009 per ton pada periode yang sama tahun lalu.
Arah Industri Sawit Fokus Tema Forum IPOC 2025
Di tengah dinamika produksi dan ekspor tersebut, GAPKI tengah mempersiapkan forum strategis tahunan yang menjadi barometer arah kebijakan dan prospek industri sawit nasional maupun global, yakni The 21st Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2026 Price Outlook (IPOC 2025).
Acara ini akan digelar 12-14 November 2025 di Bali International Convention Center, The Westin Resort Nusa Dua, Bali, dengan mengusung tema "Navigating Complexity, Driving Growth: Governance, Biofuel Policy, and Global Trade."
Tema itu mencerminkan komitmen industri sawit Indonesia memperkuat tata kelola dan menjaga daya saing di tengah dinamika perdagangan dunia serta perkembangan kebijakan energi hijau.
Ketua Umum GAPKI Eddy Martono mengatakan, penyelenggaraan IPOC 2025 menjadi momentum penting memperkuat kolaborasi lintas sektor di tengah tantangan global yang kian kompleks.
"IPOC merupakan forum strategis untuk membahas arah industri kelapa sawit ke depan, khususnya upaya-upaya yang dapat dilakukan para pelaku industri sawit dalam mendorong produktivitas di tengah beragam peluang dan tantangan domestik maupun global," ujar Eddy dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (28/10/2025).
Sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia, Indonesia memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan pasokan minyak nabati global. Industri sawit juga menjadi pilar penting yang menopang ekspor nonmigas dan membuka peluang pertumbuhan ekonomi berkelanjutan bagi jutaan masyarakat di wilayah perkebunan.
IPOC 2025 akan menghadirkan sejumlah pembicara dunia di bidang minyak nabati dan perdagangan global, seperti Thomas Mielke (Oil World), Julian McGill (Glenauk Economics), Ryan Chen (Cargill Investments China), dan Satia Varqa (FastMarkets). Analis senior Dorab Mistry dari Godrej International Ltd. juga akan kembali membahas prospek harga minyak nabati dunia tahun depan.
Selain itu, Pietro Paganini, pakar komunikasi dan kebijakan publik internasional, akan mengulas strategi industri dalam menjawab isu keberlanjutan dan regulasi global. Pembicara lain seperti Eddy Abdurrachman, Andri Hadi, Dr. M. Fadhil Hasan, dan Oscar Tjakra akan menyoroti diplomasi sawit, rantai pasok, serta prospek investasi jangka panjang di sektor minyak nabati.
Ketua Panitia IPOC 2025 Mona Surya menyampaikan, konferensi ini diharapkan menjadi wadah strategis bagi pelaku industri dan pemangku kebijakan.
"Seluruh rancangan penyelenggaraan IPOC ini diharapkan menjadi masukan penting bagi para pelaku industri sawit nasional," ujar Mona.
Isu strategis lain yang juga akan dibahas dalam forum ini adalah rencana peningkatan bauran biodiesel menjadi B50, yang dinilai berpotensi memperkuat kontribusi sawit terhadap transisi energi nasional.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor Minyak Sawit RI Diprediksi Anjlok 1,5 Juta Ton, Ini Penyebabnya






























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319082/original/060228700_1755504247-pspr.jpg)


:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5174412/original/075301900_1742925564-20250325AA_Timnas_Indonesia_Vs_Bahrain-17.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285579/original/071930200_1752717808-ChatGPT_Image_Jul_16__2025__11_01_37_AM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5268770/original/041274100_1751277076-1000588195.jpg)


:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/4912935/original/030105800_1723120667-Latihan_Timnas_Indonesia_U-17_4.JPG)

:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5284222/original/004291500_1752589801-Timnas_Indonesia_U-23_Vs_Brunei_Darussalam_U-23-6.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5274834/original/095110500_1751811864-1000595156.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5276978/original/022622300_1751970655-e7494ed4-199a-4886-adc7-134a47c0a893.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5271468/original/063988200_1751511729-Timnas_Putri_Indonesia_vs_Pakistan-15.jpg)