Jakarta, CNBC Indonesia - Transformasi struktural untuk mencegah deindustrialisasi dini bisa menjadi kunci pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mengejar target pertumbuhan ekonomi 8% selama periode kepemimpinannya.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, transformasi itu harus dilakukan secara efektif dengan memperbaiki lebih dulu tiga sektor industri yang selama ini menjadi kontributor utama pertumbuhan: industri pertanian, perkebunan, dan perikanan; makanan dan minuman; serta perdagangan.
"Saya rasa dari berbagai program yang ada oleh pemerintah saat ini, perlu dikaitkan juga kepada tiga sektor yang menjadi sektor yang akan menjadi dasar untuk transformasi struktural perekonomian Indonesia itu," kata Andry dalam Squawk Box CNBC Indonesia, dikutip Senin (27/10/2025).
Andry menjelaskan, sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan memiliki kontribusi hingga 14% terhadap produk domestik bruto (PDB) di Indonesia. Namun, selama satu dekade terakhir, belum mampu terurus dengan baik, sehingga pertumbuhannya hanya sekitar 2,2%, jauh di bawah laju pertumbuhan ekonomi yang di kisaran 5%.
"Jadi pemerintah harus memastikan bahwa program-program yang ada tadi kemudian berdampak kepada sektor pertanian, perkebunan dan fisheries. Misalnya apakah MBG (makan bergizi gratis) kemudian meningkatkan demand bagi sektor pertanian di sini, value chainnya seperti apa," paparnya.
Untuk sektor kedua, yakni makanan dan minuman, kontribusinya ke PDB kata Andry bisa mencapai kisaran 19%. Namun, lagi-lagi pertumbuhannya masih di bawah laju pertumbuhan ekonomi, dengan besaran hanya di sekitar 4,7%.
"Jadi memang bagi saya adalah kemudian bagaimana memberikan linkage dari program unggulan tersebut bagi dua sektor utama di Indonesia ini. Karena ini menyumbangkan lebih dari 30% dari PDB Indonesia," ujarnya.
"Itu tentu saja yang akan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih sustainable, lebih berkelanjutan. Jadi tidak kemudian naik di tahun ini kemudian melandai di tahun berikutnya. Dan tentu saja akan bisa membuat ketahanan dari sisi stabilitas di sektor finansial juga karena sektor-sektor tersebut cukup kuat dan bisa diproduksi dari dalam negeri," tegas Andry.
Sektor terakhir, kata Andry, yang bisa menjadi penopang transformasi ekonomi Indonesia hingga tumbuh lebih kencang ialah perdagangan besar dan eceran. Kontribusinya ke PDB selama ini bisa mencapai kisaran 13% untuk bisa mendorong pertumbuhan lebih cepat dalam jangka pendek hingga menengah.
"Jadi kalau digabung tiga sektor tadi dan pemerintah fokus kemudian membuat linkage dari program unggulan tadi ke tiga sektor ini, itu sudah menyumbangkan lebih dari 40% gitu. Dan ini tentu saja akan tetap secara gradual akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi lagi," ucapnya.
Andry menjelaskan, pemerintah saat ini memang sangat berkepentingan untuk mempercepat pertumbuhan karena dalam satu dekade terakhir telah ketinggalan dibanding negara-negara tetangga dalam mencapai angka pertumbuhan di atas 5%. Akibatnya, banyak investor yang lebih memilih menanamkan modalnya atau foreign direct investment ke negara-negara seperti Vietnam.
"Karena secara relatif negara-negara tetangga kita sudah mampu kemudian tumbuh lebih agresif lagi dan ini yang menjadi salah satu alasan dasar kenapa investasi asing langsung banyak masuk ke Vietnam misalnya, ke negara-negara yang lain. Karena mereka membaca narasi pertumbuhan yang relatif lebih baik dari negara-negara tersebut," tutur Andry.
(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Makanan & Minuman Siap Pakai Garam Lokal, Tapi Syaratnya Ini































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319082/original/060228700_1755504247-pspr.jpg)


:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5174412/original/075301900_1742925564-20250325AA_Timnas_Indonesia_Vs_Bahrain-17.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285579/original/071930200_1752717808-ChatGPT_Image_Jul_16__2025__11_01_37_AM.jpg)


:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/4912935/original/030105800_1723120667-Latihan_Timnas_Indonesia_U-17_4.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5268770/original/041274100_1751277076-1000588195.jpg)

:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5284222/original/004291500_1752589801-Timnas_Indonesia_U-23_Vs_Brunei_Darussalam_U-23-6.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5276978/original/022622300_1751970655-e7494ed4-199a-4886-adc7-134a47c0a893.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5274834/original/095110500_1751811864-1000595156.jpg)