Tambang Mineral Diserang Kelompok Bersenjata, 12 Tewas-3 Diculik

9 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang kekerasan kembali melanda negara bagian Plateau di Nigeria tengah setelah sekelompok pria bersenjata menyerang lokasi penambangan di Desa Atoso. Sedikitnya 12 orang dilaporkan tewas, sementara tiga lainnya diculik dan menambah daftar panjang insiden berdarah di kawasan yang selama bertahun-tahun dilanda konflik komunal.

Informasi tersebut disampaikan oleh Dalyop Solomon Mwantiri, Ketua Berom Youth Moulders-Association (BYM), sebuah kelompok masyarakat lokal. Ia mengatakan para penyerang yang oleh warga setempat diidentifikasi sebagai milisi bersenjata Fulani melancarkan serangan secara tiba-tiba di lokasi penambangan tersebut.

"Para penyerang menyerang larut malam pada Selasa (16/12/2025)," kata Mwantiri, seraya menambahkan bahwa selain korban tewas, lima orang lainnya mengalami luka tembak dan saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Menurut Mwantiri, sebagaimana dilansir Reuters, tiga orang dalam insiden tersebut juga diculik oleh kelompok bersenjata. Hingga kini belum ada informasi resmi mengenai keberadaan atau kondisi para korban penculikan tersebut.

Kepolisian Nigeria membenarkan adanya insiden tersebut dan menyatakan bahwa penyelidikan sedang dilakukan. Juru bicara kepolisian, Alfred Alabo, mengatakan pihak berwenang telah memulai investigasi untuk mengungkap pelaku dan kronologi lengkap serangan tersebut.

Serangan terbaru ini kembali menyoroti rapuhnya situasi keamanan di Plateau, yang dikenal sebagai salah satu titik rawan di kawasan Middle Belt Nigeria. Wilayah ini selama bertahun-tahun menjadi ajang bentrokan berdarah antara kelompok petani dan penggembala, yang dipicu oleh ketegangan etnis dan agama.

Kekerasan di kawasan tersebut terus berulang meskipun pemerintah Nigeria berulang kali berjanji akan memulihkan keamanan dan menghentikan konflik. Namun, insiden demi insiden terus terjadi, menimbulkan korban jiwa dan memperdalam ketakutan warga setempat.

Mwantiri mengatakan serangan di Atoso terjadi hanya beberapa hari setelah tragedi lain di desa terdekat, di mana empat anak dilaporkan tewas. Ia menuding pihak berwenang mengabaikan tanda-tanda peringatan dini sebelum kekerasan kembali pecah.

"Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah empat anak dibunuh di desa terdekat," kata Mwantiri, seraya menuduh otoritas setempat gagal bertindak meskipun telah ada indikasi ancaman keamanan.

Sebagai respons atas insiden tersebut, Berom Youth Moulders-Association mendesak pemerintah Nigeria untuk segera meningkatkan kehadiran aparat keamanan di wilayah tersebut. Kelompok itu juga meminta penegakan larangan penggembalaan terbuka yang telah diberlakukan pemerintah, serta operasi penyelamatan untuk membebaskan para korban penculikan.

(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
| | | |