Tok! Trump Kenakan Tarif 100% untuk Film Asing, Perang Seni Dimulai?

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Minggu (4/5/2025) waktu setempat mengumumkan penerapan tarif impor sebesar 100% untuk seluruh film yang diproduksi di luar negeri.

Kebijakan ini, menurut Trump, adalah respons terhadap apa yang disebutnya sebagai "kematian sangat cepat" dari industri film domestik akibat insentif agresif yang diberikan negara-negara lain untuk menarik rumah produksi asal AS agar syuting di luar negeri.

"Ini adalah upaya bersama oleh negara-negara lain dan, karena itu, merupakan ancaman terhadap Keamanan Nasional. Selain itu, ini juga menyangkut pesan dan propaganda," tulis Trump dalam unggahannya di platform Truth Social, dilansir Reuters.

Presiden yang sedang menjalani masa jabatan keduanya itu juga menyatakan telah memberi wewenang kepada lembaga-lembaga pemerintah terkait, termasuk Departemen Perdagangan AS, untuk segera memulai proses penerapan tarif tersebut terhadap semua film yang dibuat di luar Amerika dan kemudian masuk ke pasar domestik.

"KITA INGIN FILM DIBUAT DI AMERIKA, LAGI!" seru Trump dengan huruf kapital penuh dalam pernyataannya.

Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick memperkuat pernyataan tersebut dengan menulis di akun X, "We're on it."

Namun, baik Trump maupun Lutnick belum memberikan rincian teknis tentang bagaimana kebijakan ini akan dijalankan, termasuk siapa yang menjadi sasaran utama: perusahaan produksi asing atau perusahaan Amerika yang melakukan produksi di luar negeri.

Data dari FilmLA, lembaga nirlaba yang memantau aktivitas produksi di Los Angeles, menunjukkan bahwa produksi film dan televisi di kawasan tersebut telah turun hampir 40% selama satu dekade terakhir. Banyak studio memilih lokasi syuting di luar negeri karena negara lain menawarkan kredit pajak lebih besar dan insentif finansial langsung untuk memikat produksi asing.

Kondisi ini sangat relevan mengingat laporan dari Ampere Analysis yang memprediksi bahwa pada 2025, pengeluaran global untuk produksi konten akan mencapai angka fantastis, yakni US$248 miliar. Persaingan antarnegara untuk menggaet bagian dari "kue" industri ini pun sangat ketat.

William Reinsch, mantan pejabat senior di Departemen Perdagangan dan kini menjadi peneliti di Center for Strategic and International Studies (CSIS), mengingatkan bahwa kebijakan ini bisa menjadi bumerang yang menghancurkan industri film Amerika sendiri.

"Retaliasi akan membunuh industri kita. Kita jauh lebih banyak kehilangan daripada yang bisa kita menangkan," ujar Reinsch.

Ia menambahkan bahwa akan sangat sulit bagi pemerintah untuk membuktikan bahwa film asing benar-benar mengancam keamanan nasional atau layak dimasukkan dalam kategori darurat nasional.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Pertimbangkan Turunkan Tarif China, Perang Dagang Reda?

Next Article Video: BI Beberkan 5 Indikator Ekonomi Dunia Bakal Meredup ke Depan

Read Entire Article
| | | |