Vidio Sports Festival: Bambang Pamungkas, Firman Utina, dan Atep Bagikan Pandangan tentang Timnas Indonesia

7 hours ago 1

Bola.com, Jakarta - Hari kedua Vidio Sports Festival menghadirkan tiga legenda sepak bola Indonesia dalam talkshow "Peluit Panjang" di Plaza Timur Senayan, Jakarta Pusat, pada Minggu (19/10/2025).

Ketiganya adalah Bambang Pamungkas, Firman Utina, dan Atep. Ketiganya membahas berbagai topik, termasuk terkait Timnas Indonesia yang gagal lolos ke Piala Dunia 2026.

Timnas Indonesia tersingkir dari putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia setelah menelan kekalahan dari Timnas Arab Saudi dan Timnas Irak di Grup B.

"Mengenai Timnas Indonesia. Saya berpikir Kalau kita, menyebut dari kita adalah suporter dari timnas, maka saat ini adalah saat yang paling krusial dari kita untuk berdiri di belakang pemain," ujar Bambang.

"Itu yang paling penting. Kenapa? Karena bukan di saat mereka bilang menang-menang, bukan saat mereka sedang jaya-jayanya kita berdiri di belakang mereka," jelasnya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Pemikiran Bambang Pamungkas

Bambang Pamungkas menganggap bahwa dukungan kepada Timnas Indonesia seharusnya tidak hanya muncul ketika tim sedang berada di puncak performa. Menurutnya, di saat-saat sulit seperti sekarang, justru dibutuhkan dukungan moral terbesar dari masyarakat agar para pemain tetap memiliki motivasi untuk bangkit.

"Tapi sekaranglah lah. Mereka membutuhkan kita. Nah, bagi kita, terutama pelaku sepak bola saya, itu tidak bisa berkomentar dengan sebarangan," ucap Bambang.

"Konteksnya adalah kami pelaku sepak bola. Kita harus berbicara, berhubungan dengan pengalaman, kepakaran, kemudian juga isu-isu yang dapat diverifikasi. Nah karena itu, terlalu banyak informasi yang berkembang saat ini dan rasanya kita belum siap untuk menyampaikan pendapat kita," tuturnya.

Bambang juga mengingatkan bahwa penyebaran isu yang belum jelas kebenarannya hanya akan menambah kebingungan dan perpecahan di kalangan masyarakat. Menurutnya, bentuk dukungan terbaik untuk Timnas Indonesia adalah menahan diri untuk tidak melemparkan opini publik tanpa dasar yang kuat.

"Karena sekali lagi, banyak isu yang belum terverifikasi dengan baik. Tapi, lebih daripada itu, bagi saya, salah satu bentuk dukungan kita kepada Timnas Indonesia adalah dengan tidak mudah melemparkan komentar atau opini publik yang tidak terverifikasi. Entah itu sifatnya A1, entah itu sifatnya orang dalam, bagi saya, enggak harus seperti itu," imbuhnya.

"Karena semakin banyak isu-isu yang berkembang, maka itu akan membuat perpecahan di masyarakat. Karena intinya, sekarang timnas kita gagal, betul. kemudian berikan mereka waktu dan sendiri, karena evaluasi dan refleksi itu adanya di ruang-ruang tertutup. Bukan di masyarakat."

"Karena yang harus dilakukan adalah mereka-mereka yang berkompeten dan berwenang untuk melakukannya. Dalam hal ini PSSI. Saya berharap bahwa apapun keputusan yang diambil PSSI, tidak berdasarkan opini publik," ungkapnya.

Keputusan Objektif

Bambang menilai, proses perbaikan di tubuh Timnas Indonesia harus dijalankan oleh orang-orang yang berkompeten dan memiliki kewenangan. Dia berharap PSSI dapat mengambil keputusan secara objektif, berdasarkan rencana kerja dan kebutuhan mendesak, bukan karena opini publik yang berubah-ubah.

"Karena itu sangat berbahaya. Mereka harus memutuskan sesuatu berdasarkan urgency dan juga blueprint mereka. Karena kalau semuanya berdasarkan opini publik, repot nanti karena mereka tidak tahu," terang pria yang karib dipanggil Bepe itu.

"Karena masyarakat itu masyarakat awam ya. Tidak begitu mengerti sepak bola, secara esensi maupun secara organisasi. Jadi itu yang paling ditekan kan, menurut saya," kata Bambang, pemilik 87 penampilan dengan 38 gol untuk Timnas Indonesia itu.

Momentum Evaluasi

Sementara itu, Firman Utina menilai kegagalan kali ini harus dijadikan momentum evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembinaan sepak bola nasional. Dia berharap PSSI memiliki program jangka panjang yang jelas untuk menjaga konsistensi arah perkembangan Timnas Indonesia ke depan.

"Kalau kami sebagai pelaku itu hanya ingin melihat sepak bola kita makin progres makin dekat ke Piala Dunia. Memang sudah dekat, tapi kita tidak tahu apa program plan jangka panjang yang dibuat oleh federasi untuk tujuan kita. Kita tidak tahu," ujar Firman.

"Maksud saya di sini bahwa sulit memang untuk membangun sepak bola Indonesia sangat luas. Harapan saya tetap kita menunggu memberikan support karena timnas itu bukan milik siapa-siapa ya. Milik kita, tanggung jawab kita," paparnya.

Apresiasi

Adapun, Atep menyoroti perjuangan Timnas Indonesia yang sudah berjuang di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Dia mengapresiasi semangat dan kerja keras tim berjulukan Garuda yang telah melangkah sejauh ini meski belum berhasil mencapai target besar.

"Dijabarkan secara jelas oleh Mas Bepe. Kalau saya mengapresiasi yang begitu besar terhadap para pemain karena Timnas Indonesia sudah melangkah begitu jauh. Dan memang harapan itu ada," ungkap Atep.

"Tapi, ya memang kita belum saatnya. Berarti memang tidak dekat. Kita benar harus bangun fondasi dulu. Sehingga timnas kita benar-benar siap," ucapnya.

Foto Pilihan

Festival olahraga paling lengkap di Indonesia bertajuk Vidio Sports Festival akan digelar di Plaza Timur Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 18-19 Oktober 2025. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)
Read Entire Article
| | | |