5 Penyesalan Terbesar Jelang Kematian Menurut Perawat Pasien Kritis

2 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak orang baru menyadari makna hidup ketika waktu mereka hampir habis di dunia. Bronnie Ware, mantan perawat pasien kritis asal Australia, menemukan pola menarik selama delapan tahun mendampingi orang-orang di masa akhir hidupnya.

Dari ratusan percakapan di ranjang kematian, ia mencatat lima penyesalan paling umum yang kemudian ia tuangkan dalam buku The Top Five Regrets of the Dying. Bronnie menulis, sebagian besar orang menyesal bukan karena hal yang mereka lakukan, melainkan karena hal yang tidak sempat mereka wujudkan.

Banyak dari mereka merasa hidup yang dijalani terlalu diatur oleh harapan orang lain, bukan oleh pilihan sendiri. Ia menilai penyesalan terbesar sering kali lahir dari keberanian yang tak diambil dan waktu yang tak dimanfaatkan untuk bahagia.

Berikut lima penyesalan yang paling sering diungkapkan oleh orang-orang menjelang ajal, menurut Bronnie Ware.

  1. Saya berharap memiliki keberanian untuk menjalani hidup sesuai keinginan saya sendiri, bukan hidup yang diharapkan orang lain.
  2. Saya berharap tidak bekerja terlalu keras.
  3. Saya berharap berani mengungkapkan perasaan saya.
  4. Saya berharap tetap berhubungan dengan teman-teman saya.
  5. Saya berharap membiarkan diri saya menjadi lebih bahagia.

Bronnie bilang, penyesalan pertama adalah yang paling sering ia dengar. Ketika orang menyadari hidup mereka hampir berakhir dan melihat ke belakang dengan jelas, mudah untuk melihat berapa banyak impian yang tidak terpenuhi.

Kebanyakan orang tidak mencapai bahkan setengah dari impian mereka dan harus mati karena mengetahui itu disebabkan oleh pilihan yang telah mereka buat, atau tidak buat.

Bronnie juga menulis mungkin banyak orang yang memilih jurusan kuliah, jalur karier, atau pekerjaan yang diinginkan oleh orang tua. Banyak pula orang yang mungkin mengorbankan impian berkeliling dunia, demi tetap dekat dengan orang yang dicintai.

"Selamatkan diri Anda dari penyesalan seumur hidup dengan mengutamakan kepentingan dan kebahagiaan Anda saat mengambil keputusan," kata Bronnie menyarankan.

Soal penyesalan karena terlalu keras bekerja, penelitian yang dilakukan Haris Poll terhadap 1.170 pekerja di Amerika Serikat menyebutkan, 78% dari mereka mengorbankan waktu liburannya untuk tetap bekerja. Memprioritaskan pekerjaan di atas segalanya membuat upaya menjaga kesehatan mental dan hubungan menjadi lebih sulit.

Penyesalan Bill Gates

Pendiri Microsoft, Bill Gates pernah menceritakan pengalamannya soal bekerja terlalu keras dalam pidato wisuda di Northern Arizona University.

"Saat aku seusia kalian, aku tidak percaya pada liburan. Saya tidak percaya pada akhir pekan. Saya tidak percaya orang-orang yang bekerja dengan saya juga harus melakukannya," kata Gates.

Namun, ia mengaku tidak menyadari ada lebih banyak hal dalam hidup ini selain bekerja. Gates baru menyadari hal itu ketika dirinya menjadi seorang ayah.

"Jangan menunggu selama saya menunggu untuk mempelajari pelajaran ini," katanya. "Luangkan waktu untuk membina hubungan Anda. Untuk merayakan kesuksesan Anda. Dan untuk pulih dari kerugian Anda. Beristirahatlah saat Anda membutuhkannya. Bersantailah pada orang-orang di sekitar Anda saat mereka membutuhkannya juga."

Mencurahkan waktu dan perhatian kepada teman dan keluarga, mengutamakan kepentingan diri sendiri dan tetap setia pada diri sendiri semuanya berperan dalam kebahagiaan dan kepuasan hidup secara keseluruhan, menurut Bronnie.

Banyak yang tidak menyadari sampai akhir kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Mereka tetap terjebak dalam pola dan kebiasaan lama.

"Apa yang disebut 'kenyamanan' dari keakraban meluap ke dalam emosi mereka. Ketika jauh di lubuk hati, mereka ingin tertawa dengan benar dan merasakan kekonyolan dalam hidup mereka lagi," tulisnya.

"Hidup adalah sebuah pilihan. Ini adalah hidup anda. Pilihlah dengan sadar, pilihlah dengan bijak, pilihlah dengan jujur. Memilih kebahagiaan," tulisnya lagi.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article 5 Hal Paling Disesali Orang Sebelum Meninggal, Jadikan Pelajaran!

Read Entire Article
| | | |