Jakarta -
Jepang lebih identik dengan teh, tapi budaya minum kopi di sana juga menarik diketahui. Kopi punya sejarah panjang sejak diperkenalkan pertama kali pada abad ke-17.
Jepang begitu melekat dengan budaya minum teh, bahkan ada upacara khusus untuk menikmati teh. Namun, sebenarnya ada juga budaya minum kopi sejak ratusan tahun lalu dan semakin populer belakangan ini.
Mengutip Omakase Forest (25/11/2024), Jepang bahkan menduduki posisi ketiga dalam daftar konsumsi kopi global. Jepang juga punya 'coffee house' tradisional yang masih dilestarikan sampai sekarang hingga menjual kopi dengan cara unik via vending machine.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut 7 fakta menarik budaya ngopi di Jepang:
1. Kopi di Jepang diperkenalkan pedagang Belanda
Foto: Omakase Forest
Kopi pertama kali diperkenalkan ke Jepang pada abad ke-17 oleh pedagang Belanda, tapi baru menuai popularitas pada akhir abad ke-19. Tepatnya selama masa Restorasi Meiji, ketika Jepang mulai terbuka terhadap pengaruh budaya Barat.
Untuk kedai kopi pertama di Jepang, namanya Kahiichakan (可否茶館) yang dibuka di Tokyo pada tahun 1888. Kemunculan kedai ini dianggap panggung bagi revolusi kopi.
Pasca Perang Dunia II, terjadi peningkatan konsumsi kopi yang signifikan di Jepang. Hal ini dipengaruhi oleh kehadiran Amerika dan keinginan kelas menengah yang semakin besar untuk meniru gaya hidup Barat.
Meningkatnya permintaan kopi pun membuka jalan bagi berdirinya kedai kopi (coffee house) independen di Jepang yang kini punya peran penting dalam budaya Jepang.
2. Kissaten, kedai kopi tradisional Jepang
Di Jepang ada kissaten yang merujuk pada kedai kopi tradisional. Kissaten disebut sebagai cerminan sejati dari Era Showa (1926-1989).
Kissaten umumnya menghadirkan alat seduh kopi kuno, furniture serba gelap, hingga suasana yang amat tenang sehingga bisa bikin seseorang lupa waktu. Di kissaten, pengunjung biasanya bersantap, baca buku, atau menikmati percakapan yang tenang.
Kissaten memberikan perhatian amat detail ke sajian kopi maupun suasananya. Ini mencerminkan apresiasi orang Jepang terhadap harmoni dan kualitas.
3. Budaya kafe modern, paduan tradisi dan inovasi
Foto: Omakase Forest
Kini budaya kopi modern di Jepang disebut merupakan paduan dinamis antara tradisi dan inovasi. Banyak kedai kopi 'specialty' muncul di daerah perkotaan, khususnya Tokyo dan Kyoto.
Kedai kopi ini menawarkan beragam metode penyeduhan, seperti pour-over, siphon, dan espresso. Ada juga unsur artisan, seperti biji kopi single origin yang dipakai hingga memilih teknik penyeduhan sendiri sesuai selera.
4. Kopi dijual di vending machine hingga kafe tematik
Menikmati kopi di Jepang tak melulu dalam suasana serius atau sakral karena kopi juga bisa minuman teman bersantai. Buktinya, kopi dijual di vending machine yang membuatnya mudah didapat.
UCC Ueshima Coffee Co. perlu disebutkan sebab merevolusi industri kopi pada tahun 1960-an. Mereka meluncurkan kopi kaleng pertama di dunia yang bernama "UCC Coffee with Milk".
Selain itu, kopi juga dijual di berbagai kafe tematik di Jepang, seperti kafe kucing hingga kafe manga. Pengalaman menikmati kopi pun jadi makin menarik sebab ada juga hiburan yang diberikan.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.