8 Tahun Lagi Siap-Siap RI Punya Pembangkit Listrik Nuklir

1 day ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) mencatat, dibutuhkan waktu minimal 8-10 tahun dari sekarang hingga Indonesia siap memanfaatkan nuklir sebagai sumber energi listrik di Indonesia.

EVP Strategic Risk Management Policy PLN Daniel K Fernando Tampubolon mengatakan, perhitungan waktu itu berdasarkan jenis teknologi yang digunakan yakni Small Modular Reactor (SMR) yang akan dibangun di dalam negeri.

"Kita akan punya nuklir dalam 10 tahun mendatang, memang dibutuhkan roughly 8-10 tahun untuk betul-betul kita COD (Commercial Operation Date) nuklir. Dan mungkin teknologi semacam SMR itu bisa dipertimbangkan nantinya," jelasnya dalam Human Capital Summit 2025, Jakarta, Rabu (4/6/2025).

Sebagai analogi, satu vessel atau bejana tekanan reaktor SMR nuklir dengan kapasitas 300 mega watt (MW) bisa melistriki tiga pulau terbesar, misal di Pulau Flores, Timor, dan Sumba.

Asal tahu saja, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034, pemerintah sudah menargetkan pembangunan 0,5 Giga Watt (GW) Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sampai 2034.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa Indonesia akan mulai menggunakan sumber listrik dari energi nuklir (PLTN) pada tahun 2032 mendatang.

Bahlil menyebutkan, pihaknya sedang menyiapkan regulasi perihal pemanfaatan nuklir di dalam negeri yang ditargetkan akan mulai beroperasi pada 2032. Hal itu seiring dengan pembangunan PLTN yang membutuhkan waktu hingga 5 tahun lamanya.

"Soal nuklir, beberapa regulasi sudah disiapkan dan rencana kita 2030-an (PLTN) sudah jadi, 2032 sudah selesai, 4-5 tahun pembangunan. Kita mulai dengan small dulu (kapasitas) 250 MW, 250 MW, kalau sudah bagus nah baru," kata Bahlil dalam Konferensi Pers Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (26/5/2025).

Lokasinya, kata Bahlil, PLTN yang akan dibangun itu berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan, dengan masing-masing berkapasitas hingga 250 Mega Watt (MW).

Bahlil menjelaskan, kedua lokasi yang akan dibangun PLTN tersebut sudah melalui kajian tim secara komprehensif. "Nuklir kenapa di situ, sudah lewat kajian tim. Yang jelas ada beberapa lokasi, tapi dicek kelayakannya. Kedua menyangkut apakah yang dilakukan efektif," tambahnya.

Berdasarkan RUPTL 2025-2034, PLTN pertama ditargetkan beroperasi pada 2032. Kemudian, pembangkit nuklir kedua ditargetkan beroperasi pada 2033, dengan kapasitas setiap tahun itu ditargetkan mencapai 250 MW atau 0,3 GW.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran Tolak Proposal AS Setop Program Nuklir dengan AS

Next Article Dipercepat! RI Bakal Punya 'Nuklir' di Tahun 2029

Read Entire Article
| | | |