Bola.com, Kediri - Perumpamaan Persik dengan Persija musim ibarat bumi dan langit. Tuan rumah sedang sibuk berupaya naik dari papan bawah, sedangkan tim tamu cukup nyaman di posisi lima besar.
Namun perbedaan mencolok ini tak mengurangi greget pertarungan pekan ke-28 BRI Liga 1 2024/2025 di Stadion Gelora Suprijadi Kota Blitar, Sabtu (19/4/2025) malam WIB.
Sebaliknya dua tim ini berambisi besar untuk mengusung misi masing-masing memperbaiki peringkatnya. Khususnya Persik yang sepuluh terakhir kering kemenangan.
Persik yang punya poin 36 yang rentangnya ada delapan angka dari Persija. Namun misi Macan Putih kali bukan mengejar laju lari Macan Kemayoran. Tapi mendongkrak posisi sendiri dari kejaran enam tim papan bawah yang berpotensi menyeret Persik bersama-sama masuk zona neraka.
Dengan prestasi yang lagi jeblok, pelatih anyar Divaldo Alves dituntut mampu mengentaskan Persik. Carlos Pena pun digadang-gadang harus menempatkan Persija merangsek ke level empat besar. Seberapa keren sih kekuatan kedua tim? Berikut ulasannya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Adu Pamor Kiper Brasil
Laga nanti berpotensi menampilkan adu aksi all Brazilian keeper. Syaratnya, Persija menurunkan Claudio Eduardo, dan Persik menampilkan Leo Navacchio. Bukan memasang Andritany Ardhiyasa atau Husna Malik.
Pamor Leo Navacchio tak diragukan lagi. Sejak kedatangannya di Kediri, kiper jangkung ini memang disetel sebagai sosok utama di bawah mistar. Di awal musim aksi Leo Navacchio cukup gemilang.
Tapi seiring waktu, performa Leo Navacchio agak menurun akibat beberapa kendala. Dia sempat absen, karena cedera. Belum lagi mangkirnya bek yang membuat pertahanan keropos dan akibatnya gawang Leo mudah dibobol lawan.
Claudio Eduardo juga sempat bikin jala Persija sulit dikoyak sentuhan bola. Bahkan masuknya Claudio membuat posisi Andritany Ardhiyasa sedikit tergusur.
Dalam perjalanan tim, dua kiper ini sulit dibedakan mana jadi palang pintu terbaik. Karena kualitas mereka 11-12 alias seimbang. Tapi di akhir musim ini, Claudio Eduardo lebih banyak diberi kesempatan manggung lagi.
2. Dua Bek Lawan Mantan
Persik beruntung punya Vava Mario Yagalo dan Hamra Hehanusa. Dia bek lokal mantan Persija jadi benteng tangguh bagi Persik. Terutama Hamra Hehanusa, penyabet gelar Pemain Muda Terbaik Liga 1 2019 silam.
Hamra Hehanusa fasih bermain dengan Brendon Lucas atau Kiko Carneiro. Ini bukti pemain berdarah Ambon ini sosok pemain muda yang mumpuni.
Begitu pula Vava Mario Yagalo yang kini mampu bermain di posisi bek tengah maupun bek kanan dan kiri ketika tim membutuhkan tenaganya.
Potensi Hamra Hehanusa tak beda jauh dari Rizki Ridho. Kapten tim Persija dan andalan Timnas Indonesia ini memang sedang naik daun.
Apalagi dia dapat mentor dan pasangan berpengalaman Ondrej Kudela. Kolaborasi lini belakang Persija ini akan sulit ditembus jurugedor Persik.
3. Rohit Chand Legenda Macan
Tak bisa dipungkiri lagi. Nama Rohit Chand sangat harum bagi Macan Putih dan Macan Kemayoran. Pemain asal Nepal yang juga anggota Timnas di negaranya itu sosok loyalis sejati.
Posisi naturalnya sebagai gelandang bertahan. Namun suatu ketika dia bisa menjelma menjadi bek tengah yang tangguh jika tim memerlukannya.
Musim lalu Rohit Chand seolah tak tergantikan di Persik. Karena kita pemain asing bertambah jadi delapan orang, Rohit Chand pun harus berbagi tempat dengan Ousmane Fane. Gelandang bertahan asal Prancis.
Jika Rohit Chand dimainkan pelatih Divaldo Alves, maka dia bakal adu teknik dengan Maciej Gajos, legiuner asing milik Persija atau Rohit Chand berhadapan langsung dengan Hanif Sjahbandi, ikon lokal yang terus menanjak karirnya sejak pindah dari Arema FC ke Persija.
4. Siapa Lebih Gacor, Ramiro Fergonzi atau Gustavo Almeida?
Dua sosok penyerang ini juga tak diragukan lagi sebagai tombak tajam andalan Persik dan Persija. Ketika Ramiro Fergonzi absen empat pertandingan akibat kartu merah, seolah keran gol Persik pun macet.
Sementara Gustavo Almeida yang sangat tajam mulai agak tumpul. Apalagi dia harus berbagi peran dengan Marko Simic, bila kesuburannya mulai mandul. Tapi Ramiro Fergonzi atau Gustavo Almeida sama saja.
Setiap saat mereka bisa meledak jika lawan tak mampu menghadang akselerasinya. Siapakah paling berbahaya pada duel Persik kontra Persija nanti?