Anindya Bakrie Ramal Nilai Perdagangan RI-AS "Meledak" Jadi US$80 M

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Anindya Bakrie optimistis kinerja perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) bisa melonjak dua kali lipat. Menurutnya, hal itu bisa tercapai jika pemerintah RI berhasil dalam negosiasi terkait kebijakan tarif yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump sejak awal April 2025 lalu. 

Anindya menyampaikan optimismenya itu usai melakukan lawatan ke AS beberapa waktu lalu. Salah satu hal yang menjadi pokok pembahasannya yakni langkah-langkah pemerintah Indonesia dalam negosiasi tarif.

Anindya memprediksi nilai perdagangan RI-AS bisa meningkat dua kali hingga mencapai US$80 miliar, dari sebelumnya sebesar US$40 miliar.

"Prediksi kami, kalau antara ekspor-impor itu US$40 miliar atau lebih, dalam waktu 2-3 tahun, kalau kita pandai menegosiasi, nilai perdagangan, itu bisa meningkat dua kali lipat yakni menjadi US$80 miliar," kata Anindya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat malam (9/5/2025).

Anindya membeberkan dua hasil lawatannya ke AS, di mana salah satu agendanya bertemu dengan KADIN AS. Hasil pertama, sebutnya, menyeimbangkan defisit perdagangan dengan AS US$18 miliar dengan melakukan rencana impor lebih banyak hasil perkebunan AS dan ekspor hasil komoditas dari Indonesia.

Adapun peningkatan impor perkebunan AS seperti kedelai, gandum, susu, dan daging. Sedangkan dari Indonesia, bisa mengekspor produk tekstil, alas kaki, elektronik, dan mineral andalan seperti nikel, tembaga, dan lain-lainnya.

"Kami memberikan saran untuk meningkatkan impor perkebunan dari AS seperti kedelai, gandum, susu, dan daging. Sedangkan sebagai timbal baliknya, kita akan mengekspor lebih banyak garmen, alas kaki, elektronik, dan mineral andalan seperti nikel, tembaga, dan lain-lainnya. Intinya, kita masifkan perdagangan dengan simbiosis mutualisme," ungkap Anindya.

Selain itu, dia menyarankan hal lain, yakni kemudahan investasi AS di Indonesia. Bahkan menurutnya, dengan adanya Danantara, maka investasi RI-AS bisa lebih mudah ke depannya.

"Kalau kita ada rencana impor minyak dan gas dari AS, kenapa kita tidak punya ladang di sana? Nah, ide seperti ini bisa menjadi possible. Kenapa? Karena ada Danantara, yang memiliki asset under management US$ 900 miliar dan setiap tahunnya menghasilkan dividen sebesar US$ 10 miliar," ujarnya.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: 90 Hari Nego Tarif Impor Trump, RI Bisa Belajar Dari Taiwan Cs

Next Article Posisi Ketua Kadin Baru Dikukuhkan Hari Ini, Rosan: Sudah Sepakat!

Read Entire Article
| | | |