Awas Kaget! Gebrakan Purbaya Bakal Terasa Efeknya di Akhir Tahun

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan fiskal ekspansif yang dilakukan oleh pemerintah saat ini dinilai dapat memberikan implikasi positif bagi ekonomi Indonesia.

Kebijakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menempatkan dana SAL di bank Himbara sebesar Rp200 triliun diperkirakan akan memberikan dampak pertumbuhan kredit perbankan.

Chief Economist BNI Leo Putera Rinaldy mengatakan penempatan SAL tersebut akan mendorong pertumbuhan kredit bank di kuartal empat 2025 hingga 10% yoy.

"Kita melihat implikasinya nanti seharusnya pertumbuhan kredit di kuartal keempat itu tentu akan lebih tinggi saat ini. Pertumbuhan kredit kalau kita lihat di level 10%," kata Leo.

Berdasarkan catatan Bank Indonesia, perkembangan kredit yang telah disalurkan perbankan per September 2025 senilai Rp 8.051 triliun. Angka ini lebih tinggi dibanding per Agustus 2025 yang senilai Rp 7.966,1 triliun. Nilai itu pun tumbuh lebih cepat menjadi 7,2% yoy per September 2025, dari sebelumnya 7% yoy.

Kemudian, Leo menilai kebijakan fiskal ekspansif dapat sebagai booster pertumbuhan ekonomi dan juga mendorong pemerataan kue ekonomi.

"Jadi kalau kita lihat, memang arah kebijakan fiskal sifatnya lebih ekspansif dalam upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan di saat yang sama, yang tadi saya sampaikan di awal, bagaimana juga mendistribusikan pengeluaran fiskal itu juga lebih merata," ujar Leo.

Adanya kebijakan pembukaan lapangan pekerjaan seperti magang dan stimulus hingga akhir tahun membuat kebijakan fiskal dapat dirasakan merata berbagai lapisan masyarakat.

"Jadi kalau kita lihat paket kebijakan stimulusnya juga kalau kita lihat lebih memperbaiki kualitas pertumbuhan job creation. Kalau kita lihat juga even program stimulusnya mendukung daya beli untuk teman-teman kita di sektor informal," tuturnya.

Leo pun mencatat adanya percepatan realisasi pada penyerapan anggaran juga dipercepat. Salah satunya adalah BLT Rp30 triliun yang ia perkirakan berasal dari realokasi anggaran dengan penyerapan tidak maksimum.

"Kalau kita lihat misalnya untuk yang BLT 30 triliun itu kemungkinan merupakan impact dari budget reallocation yang dilakukan terhadap pos-pos anggaran yang mungkin penyerahannya tidak akan optimum sampai akhir tahun," paparnya.

"Jadi kita melihat bahwa arah kebijakan fiskal ini dalam konteks pengeluaran fiskalnya akan lebih tinggi, tapi juga lebih cepat," sambungnya.


(ras/mij)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Purbaya: Tak Akan Ada Lagi Sisa Uang Negara yang Berlebihan

Read Entire Article
| | | |