Bos Mafia Sembelih Babi Ternyata Konglomerat China

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat menyita aset bitcoin senilai US$ 14 miliar terkait pabrik penipuan "pig butchering" atau "sembelih babi" di Kamboja. Bos mafia penipu ini ternyata komisaris Prince Holding Group bernama Chen Zi.

Menurut Channel News Asia, jaksa federal AS telah memasukkan gugatan atas Chen. Chen dituduh dalang dari kamp kerja paksa di Kamboja serta melakukan pencucian uang.

Chen diduga mengeksploitasi pekerja asing untuk bekerja mencari korban penipuan. Hasil penipuan kemudian digunakan untuk membeli pesawat jet pribadi, yacht, hingga lukisan mahal.

Selain mengelola pusat penipuan, Chen juga mengelola bisnis judi online dan penambangan kripto yang digunakan untuk mencuci uang hasil penipuan. Jaksa federal AS Joseph Nocella menyebut Chen mengelola operasi penipuan terbesar dalam sejarah.

Penegak hukum AS dan Inggris menjatuhkan sanksi kepada perusahaan Chen, yang bergerak di sektor properti dan layanan keuangan, dan Departemen Keuangan AS menetapkannya sebagai organisasi kriminal transnasional.

Modus penipuan "sembelih babi" yang digunakan Chen mampu meraup US$ 40 juta tiap hari.

Penipuan pig butchering merupakan skema berupa pelaku mendekati korban via media sosial atau aplikasi kencan untuk melakukan investasi yang terdengar menggiurkan. Setelah mengumpulkan uang, seringkali menggunakan mata uang kripto, yang cukup banyak dari korbannya, penipu akan kabur menghilang.

Menurut Meta, skala dan kecanggihan penipuan belum pernah terjadi sebelumnya. US Institute of Peace memperkirakan hingga 300.000 orang dipaksa untuk melakukan penipuan di seluruh dunia oleh kelompok-kelompok kriminal ini.

Konglomerat Kamboja lahir di China

Mengutip AFP, Senin (20/10/2025), Prince Holding Group merupakan salah satu konglomerat terbesar di Kamboja, yang telah beroperasi di lebih dari 30 negara. Bisnisnya, sejak 2015, merambah real estate, lalu jasa keuangan hingga bisnis konsumen.

Laman itu menyebut Prince Holding Group sebagai "kekaisaran bisnis terluas" di Kamboja. Investasi real estate-nya misalnya senilai US$ 2 miliar, salah satunya Prince Plaza, di ibu kota Kamboja, Phnom Penh.

Di situs webnya, Prince Holding Group mengatakan pihaknya berharap dapat memainkan "peran penting" di Negeri Seribu Kamboja. Perusahaan berkomitmen memajukan perekonomian Kamboja dan rakyat melalui kemitraan atau investasi langsung ke industri-industri utama.

Mengutip Channel News Asia (CNA), Prince Holding Group memiliki sejumlah unit bisnis. Mulai dari Prince Real Estate Group, Prince Huan Yu Real Estate Group, dan Prince Bank.

Sementara, Chen Zi sendiri adalah miliarder muda. Umurnya baru 37 tahun. Sebenarnya, ia lahir di China. Tapi, ia memegang kewarganegaraan Inggris dan Kamboja.

Chen Zi dekat dengan kekuasaan. Ia pernah menjadi penasihat Perdana Menteri Hun Manet dan ayahnya, mantan pemimpin Hun Sen. Bahkan, dirinya menyandang gelar kehormatan "Neak Oknha" yang diberikan pemerintah, yang berarti "taipan terkemuka". Beberapa orang terdekat memanggilnya "Vincent".

Dalam situs perusahaan, Chen digambarkan sebagai "pengusaha yang disegani dan filantropis ternama di komunitas bisnis Kamboja". Disebutkan bahwa ia berpartisipasi dalam berbagai kegiatan amal melalui badan amal grup tersebut, Prince Foundation.

"Aktor yang sangat melekat pada negara di Kamboja," ujar pakar kejahatan transnasional Jacob Sims.

"Pengaruhnya menyebar ke setiap lapisan pemerintahan, dan Prince Group telah lama berfungsi sebagai organisasi patron utama bagi partai yang berkuasa," tambahnya.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Penipuan Pakai AI Makan Banyak Korban, Kenali 4 Modusnya

Read Entire Article
| | | |