China Berlimpah Minyak Baru, Amerika Ketinggalan Jauh

10 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - OpenAI menyerukan agar Amerika Serikat menggenjot investasi pembangunan pembangkit listrik energi baru dan terbarukan. Kapasitas listrik "hijau" disebut sebagai kunci kemenangan dalam persaingan dengan China dalam pengembangan teknologi AI.

Perusahaan pencipta ChatGPT menuliskan seruan tersebut dalam blog resmi perusahaan.

OpenAI menyatakan listrik adalah aset strategis dalam pembangunan infrastruktur AI, bukan sebatas utilitas.

"[Listrik] adalah aset kritis dalam pembangunan infrastruktur AI untuk menjaga kepemimpinan kita dalam teknologi yang paling berdampak besar sejak diciptakannya listrik," kata OpenAI.

OpenAI menyatakan AS saat ini tertinggal oleh China dalam hal ketersediaan listrik. Kesenjangan ini disebut oleh OpenAI sebagai electron gap atau "jurang elektron."

"Elektron adalah minyak baru," katanya.

Dalam beberapa bulan terakhir, OpenAI mengumumkan proyek-proyek data center raksasa yang membutuhkan pasokan listrik besar. Kapasitas infrastruktur listrik AS padahal saat ini sudah kesulitan memenuhi permintaan.

OpenAI mengungkapkan bahwa mereka telah mengirim laporan 11 halaman kepada Gedung Putih berisi permintaan komitmen dari pemerintah AS untuk membangun kapasitas pembangkit 100 gigawatt setiap tahun.

Menurut CNBC International, kapasitas listrik 10 gigawatt setara dengan konsumsi tahunan 8 juta rumah tangga.

Menurut OpenAI, AS saat ini ketinggalan jauh dari China yang tahun tahun lalu menambah kapasitas pembangkit 429 gigawatt. AS hanya mampu menambah 51 gigawatt sepanjang 2024.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Proyek Rp 8.000 Triliun yang Diumumkan Trump Terancam Gagal Total

Read Entire Article
| | | |