Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump buka suar, ia menyalahkan mantan Presiden Joe Biden atas kontraksi ekonomi AS pada kuartal pertama tahun 2025 ini. Ia juga mengisyaratkan akan kembali menyalahkan Biden atas hasil kuartal kedua.
"Ini (ulah) Biden," kata Trump setelah Departemen Perdagangan melaporkan produk domestik bruto menurun dalam tiga bulan pertama tahun ini, seperti dikutip CNBC International pada Kamis (1/5/2025).
"Dan Anda bahkan dapat mengatakan kuartal berikutnya adalah semacam (ulah) Biden karena itu tidak hanya terjadi setiap hari atau setiap jam," katanya selama rapat Kabinet di Gedung Putih.
Trump mencatat bahwa dia baru menjabat pada akhir Januari 2025, sehingga kontraksi ekonomi yang terjadi pada kuartal pertama adalah warisan dari pemerintahan Biden sebelumnya.
"Pasar saham dalam kasus ini, menunjukkan betapa buruknya situasi yang kita warisi," katanya. "Ini adalah kuartal yang kita lihat hari ini, dan saya, kita semua, bersama-sama, kita masuk pada tanggal 20 Januari."
Pernyataan Trump itu muncul beberapa jam setelah tanggapan defensif pertamanya terhadap laporan Perdagangan yang menunjukkan PDB turun pada kecepatan tahunan 0,3% di Q1. Itu adalah kuartal pertama pertumbuhan negatif sejak 2022, saat Biden berada di Gedung Putih.
"Ini Pasar Saham Biden, bukan Trump. Saya baru mengambil alih pada 20 Januari," kata Trump dalam unggahan Truth Social.
"Tarif akan segera berlaku, dan perusahaan-perusahaan mulai pindah ke AS dalam jumlah yang sangat besar. Negara kita akan berkembang pesat, tetapi kita harus menyingkirkan 'Kelebihan' Biden," klaimnya.
Namun, klaim Trump bahwa PDB negatif dan penurunan pasar berikutnya adalah akibat dari kebijakan Biden tidak akurat. Menurut laporan Perdagangan, angka PDB mencerminkan gelombang impor yang dilakukan perusahaan untuk mencoba mendahului tarif yang dijanjikan Trump.
Yang juga membebani PDB adalah penurunan belanja pemerintah, di mana sebagian besar didorong oleh pemotongan anggaran pertahanan.
Namun, laporan PDB terbaru menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve, meningkat tajam sebesar 3,6% pada Q1, naik dari kenaikan 2,4% pada kuartal sebelumnya.
Laporan terpisah dari ADP pada Rabu (30/4/2025) menunjukkan bahwa gaji swasta naik hanya 62.000 pada April, jauh di bawah estimasi konsensus Dow Jones untuk kenaikan sebesar 120.000.
Laporan perekrutan yang lemah adalah kenaikan terkecil sejak Juli 2024. Laporan itu juga menunjukkan penurunan tajam dalam pertumbuhan gaji dari kenaikan yang direvisi turun sebesar 147.000 pada Maret.
Sementara itu, para ahli telah mengaitkan angka penggajian yang menyusut dan kepercayaan konsumen yang menurun dengan ketidakpastian dan ketakutan seputar kebijakan tarif Trump.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Maju Mundur Kebijakan Ekonomi Donald Trump
Next Article Dilantik Senin, Ini Sederet Skandal Trump: Penipuan Pajak-Model Porno