Jakarta, CNBC Indonesia - Temuan dari China berhasil mengungkapkan fakta lain soal sisi terjauh Bulan. Tim penelitian berhasil membuat perbedaan dengan sisi dekatnya.
Penelitian itu berasal dari Institut Penelitian Geologi Uranium Bejing, Fakultas Ilmu Bumi dan Antariksa Universitas Peking, Universitas College London (UCL), dan Fakultas Sains dan Teknologi Antariksa Universitas Shandong.
Tim peneliti melakukan analisa pada sampel yang dibawa misi Chang-e 6 tahun lalu. Misi itu berhasil memboyong sampel dari Kawah Apollo di Cekungan Kutub Selatan Bulan, Aitken.
Total Chang-e 6 membawa pulang 1.935,3 gram sampel tanah dan batuan Bulan. para peneliti menggunakan 300 gram di antaranya.
Dari hasil analisis diketahui sampel terbentuk dari lava jauh di dalam mantel Bulan. Suhunya mencapai -100 derajat celcius atau lebih dingin dari sampel yang didapatkan di sisi dekat satelit Bumi itu, dikutip dari Universe Today, Jumat (10/10/2025).
Para peneliti juga mengungkapkan mantel pada sisi terjauh Bulan lebih dingin. Penyebabnya karena lebih sedikit unsur seperti uranium, torium dan kalium, yang melepaskan panas pada proses peluruhan radioaktifnya.
"Temuan ini membawah kita lebih dekat memahami dua sisi Bulan. Temuan itu menunjukkan adanya perbedaan pada sisi dekat dan sisi jauh, bukan hanya di permukaan namun juga jauh ke dalam," kata rekan penulis Xuelin Zhu, yang juga mahasiswa PhD Universitas Peking.
Beberapa penelitian sebelummya memang telah berupaya meneliti soal sisi gelap Bulan. Termasuk perbedaannya dengan sisi terdekatnya.
Misalnya dalam eksplorasi robotik beberapa dekade terakhir, sisi terjauh Bulan digambarkan memiliki penampakan gunung-gunung dan berkawah. Di sana juga lebih sedikit aktivitas vulkanisme, yang membuatnya terlihgat sedikit bercak gelap bantuan basal.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]