Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina diguncang oleh skandal korupsi besar yang melibatkan perusahaan nuklir milik negara, Energoatom, di tengah serangan Rusia yang terus menargetkan infrastruktur energi dan menyebabkan pemadaman listrik menjelang musim dingin. Skandal ini, yang diselidiki selama 15 bulan oleh Biro Anti-Korupsi Nasional (NABU), mengungkap praktik suap sekitar US$100 juta (Rp 1.670.470.000.000) di sektor energi.
NABU merilis temuan investigasi yang melibatkan 1.000 jam penyadapan (wiretaps), penahanan lima orang, dan keterlibatan tujuh orang lainnya dalam skema yang dijuluki "Midas." Jaringan tersebut dituduh menggunakan sandi rahasia untuk membahas pemerasan dan menekan kontraktor Energoatom agar mau memberikan suap atau kickback sebesar 10% hingga 15% dari nilai kontrak, sebagai imbalan agar bisnis mereka tidak menghadapi blokade internal.
Skema tersebut juga memanfaatkan regulasi darurat militer yang melarang kontraktor menuntut hutang dari perusahaan layanan penting seperti Energoatom, yang memiliki pendapatan tahunan sekitar US$4,7 miliar (Rp 78,5 triliun).
Akibat hal ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Zelensky menuntut pemecatan Menteri Kehakiman Herman Halushchenko dan Menteri Energi Svitlana Grynchuk. Keduanya telah memberikan surat pengunduran diri mereka. Selain itu, ada juga sanksi sanksi terhadap Timur Mindich, rekan dekat Zelensky, dan pengusaha Alexander Tsukerman.
Hal ini memicu kemarahan dari sejumlah politisi koalisi pemerintah. Pasalnya, negara itu terus dalam serangan besar dari Pemerintah Rusia.
"Terlihat sangat buruk. Sementara Rusia menghancurkan jaringan listrik kami dan orang-orang harus menanggung pemadaman listrik, seseorang di tingkat atas mencuri uang selama perang," kata anggota parlemen dari partai Zelensky, Oleksandr Merezhko.
Skandal ini dengan cepat menjadi salah satu krisis pemerintahan paling signifikan sejak invasi skala penuh Moskow dan menimbulkan pertanyaan tajam tentang apa yang diketahui oleh para pejabat tertinggi Ukraina, terutama mengingat kekuasaan perang terkonsentrasi di kantor kepresidenan.
Di Eropa, para mitra Ukraina yang telah mengalirkan dana bantuan besar ke sektor energi negara tersebut menyambut perkembangan ini dengan kekhawatiran.
Juru Bicara Kanselir Jerman Friedrich Merz, Stefan Kornelius, mengatakan pemerintah prihatin dengan laporan korupsi yang melibatkan "sektor yang menerima dukungan besar dari Jerman." Kornelius juga menunjuk pada kekhawatiran yang disuarakan dalam laporan Komisi Eropa pekan lalu dan menekankan perlunya Ukraina menunjukkan kemajuan dalam memerangi korupsi.
"Kami sekarang akan memantau perkembangan dalam kasus konkret ini dan, jika perlu, akan ada konsekuensi yang harus ditarik darinya," kata Kornelius.
"Saat ini kami memiliki kepercayaan pada pemerintah Ukraina bahwa mereka akan memastikan ini dibersihkan, dan di anti-korupsi pihak berwenang bahwa mereka akan mengungkap kasus ini dan membawanya ke kesimpulan yang transparan."
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Baru Dipecat Putin, Eks Menteri Rusia Ditemukan Tewas di Dalam Mobil































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319082/original/060228700_1755504247-pspr.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285579/original/071930200_1752717808-ChatGPT_Image_Jul_16__2025__11_01_37_AM.jpg)

:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5284222/original/004291500_1752589801-Timnas_Indonesia_U-23_Vs_Brunei_Darussalam_U-23-6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4860504/original/051850500_1718115963-Malut_United_-_Ilustrasi_Logo_Malut_United_copy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5271468/original/063988200_1751511729-Timnas_Putri_Indonesia_vs_Pakistan-15.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4809513/original/037230800_1713799872-Timnas_Indonesia_-_Nathan_Tjoe-A-On_dan_Justin_Hubner_copy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5267473/original/070195100_1751106521-WhatsApp_Image_2025-06-28_at_17.14.16_c8077174.jpg)

:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5244173/original/074731200_1749138686-20250605BL_Timnas_Indonesia_Vs_China_Kualifikasi_Piala_Dunia_2026-23.JPG)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5284158/original/026824100_1752581114-Persis.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5290440/original/054693900_1753109793-20250721AA_Piala_AFF_U-23_Indonesia_U-23_Vs_Malaysia-19.JPG)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4304120/original/059942100_1674734054-Timnas_Indonesia_-_Pratama_Arhan_dan_Shayne_Pattynama_copy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/4898393/original/053288100_1721642600-20240722AA_Piala_Presiden_2024_Persis_Solo_Vs_PSM_Makssar-5.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5292881/original/016928800_1753267680-WhatsApp_Image_2025-07-23_at_17.02.21.jpeg)