Hermes Tendang LVMH, Ambil Takhta Perusahaan Luxury Nomor 1 Dunia

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Hermès resmi menggeser LVMH sebagai perusahaan barang mewah paling berharga di dunia, usai laporan kinerja kuartalan LVMH mengecewakan pasar. Saham LVMH anjlok 7,8% pada Selasa (16/4/2025), membuat kapitalisasi pasarnya turun sekitar US$23 miliar atau Rp386,49 triliun.

Data FactSet yang dihimpun oleh The Wall Street Journal mencatat, kapitalisasi pasar LVMH turun menjadi 244,39 miliar euro atau sekitar US$277,42 miliar. Sementara itu, saham Hermès justru naik tipis 0,2%, membawa valuasinya menjadi 248,62 miliar euro.

Sebagai barometer industri, LVMH mencatat penurunan penjualan kuartal I-2025, dipengaruhi melemahnya permintaan dari konsumen China di Jepang dan penurunan bisnis di AS. Sektor ritel kecantikan Sephora serta divisi wine and spirits menjadi penyumbang pelemahan tersebut.

Sentimen negatif turut menyeret saham-saham mewah lainnya di bursa global. Prada di Hong Kong turun 4,2%, Burberry di Inggris merosot 4,6%, dan Salvatore Ferragamo di Italia jatuh 4,7%.

Saham Kering, pemilik merek Gucci, juga turun 5,2%, sementara Richemont, induk Cartier, melemah 0,9%. Secara keseluruhan, laporan LVMH memicu kekhawatiran lebih luas di sektor barang mewah.

Analis Citi, Thomas Chauvet dan Mahesh Mohankumar, menilai LVMH tidak memberikan banyak hal yang bisa menggembirakan investor. Menurut mereka, ekspektasi terhadap LVMH sebelumnya sudah menurun akibat risiko tarif dan ancaman resesi.

"Sebagai perusahaan mewah pertama yang melaporkan kinerja kuartal pertama, kegagalan LVMH memenuhi ekspektasi pendapatan berpotensi menciptakan sentimen negatif untuk musim laporan keuangan kali ini," tulis analis Citi. Mereka juga mencatat bahwa manajemen tidak memberikan banyak detail soal mitigasi risiko tarif AS.

LVMH, yang dipimpin Bernard Arnault dan menaungi brand-brand seperti Dior dan Hennessy, melaporkan pendapatan sebesar 20,31 miliar euro. Angka ini jauh di bawah estimasi analis yang memproyeksikan 21,21 miliar euro.

Tak satu pun divisi LVMH mencatat pertumbuhan organik pada kuartal pertama tahun ini. Hal ini mencerminkan tantangan yang lebih besar bagi sektor barang mewah secara keseluruhan.

"Menurut kami, hasil ini menunjukkan kondisi perdagangan yang lebih sulit untuk industri barang mewah secara umum," ujar analis RBC Capital Markets, Piral Dadhania dan Richard Chamberlain.

Kini perhatian pasar tertuju pada laporan kinerja kuartalan Hermès yang dijadwalkan rilis Kamis mendatang. Pelaku pasar akan mencermati apakah Hermès mampu mempertahankan tren positif di tengah tekanan industri.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pantau Efek Tarif Trump ke Sektor Properti, Investor Wait & See

Read Entire Article
| | | |