Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan mengalami penurunan usai pasar saham Amerika Serikat (AS) mengalami gejolak tajam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menerapkan tarif tinggi terhadap China.
Jatuhnya IHSG ini justru bisa dimanfaatkan untuk memborong saham-saham murah dengan fundamental baik yang diimbangi dengan konsistensi dalam pembagian dividen.
IHSG langsung dibuka ambruk 1% pada hari ini, Senin (13/10/20025). Pada Senin pukul 09.30 WIB, IHSG jatuh 0,48% ke 8216,82.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menghidupkan kembali perang dagang dengan China. Pada Jumat (10/10/2025), ia mengumumkan kenaikan tarif impor hingga 100% terhadap produk asal Beijing.
Melansir Reuters, Trump juga mengeluarkan kontrol ekspor baru untuk "semua perangkat lunak penting" terhadap China mulai 1 November atau sembilan hari sebelum masa keringanan tarif berakhir.
Langkah ini diambil setelah China memperluas kontrol ekspor terhadap unsur tanah jarang, bahan krusial bagi industri teknologi global, mulai dari kendaraan listrik hingga radar militer.
"Itu mengejutkan. Saya pikir itu sangat, sangat buruk," ujar Trump di Gedung Putih menanggapi kebijakan China. "Untuk setiap elemen yang berhasil mereka monopoli, kita punya dua."
Trump juga sempat menyebut bahwa pertemuannya dengan Presiden Xi Jinping di Korea Selatan, yang dijadwalkan tiga minggu mendatang, kemungkinan besar dibatalkan.
"Sekarang tampaknya tidak ada alasan untuk melakukannya," tulisnya di platform Truth Social. Meski begitu, ia menambahkan, "Saya belum membatalkan. Saya berasumsi kita mungkin akan mengadakannya."
Kemarahan Trump dipicu oleh langkah Beijing yang dianggap mengkhianati semangat gencatan senjata tarif yang dicapai awal tahun ini.
China diketahui memproduksi lebih dari 90% logam tanah jarang dunia, yang menjadi tulang punggung banyak sektor industri strategis. Keputusan Beijing memperketat pengendalian ekspor ini dinilai sebagai "perintah bersaing" yang mengancam kepentingan industri AS.
Trump merasa harus membalas secara finansial karena langkah China itu mengancam dominasi teknologi dan keamanan ekonomi AS.
Lantas saham apa saja yang perlu diincar saat koreksi tajam menghampiri IHSG?
Ketika pasar terkoreksi, banyak saham turun bukan karena kinerjanya buruk, tetapi karena sentimen negatif pasar secara umum.
Maka hal ini menjadi kesempatan emas untuk menyerok saham mercy harga bajaj.
CNBC Indonesia Research telah mencatat 10 saham yang memiliki likuiditas tinggi dengan valuasi yang cukup murah. Bukan hanya murah, 10 saham ini juga masih mencatatkan kinerja positif dalam laporan keuangan terakhir dan terpantau rajin dalam membagikan dividen.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)