Jakarta, CNBC Indonesia - Selama satu dekade di bulan Juni dan Juli, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sering ditutup hijau. Akankah tahun ini berlanjut?
Pergerakan IHSG pada tahun ini bisa dibilang banyak mengalami anomali, seperti tidak ada Window Dressing - January Effect, bahkan Sell in May juga tidak ada.
Sepanjang Mei laluIHSG malah reli lebih dari 6%, ini menjadi pemulihan tercepat sejak indeks pasar saham RI ini terpukul tarif resiprokal dan sempat mengalami dua kali trading halt. IHSG bahkan sempat terjun ke bawah level 6000 sebelumnya akhirnya mampu pulih dan bertahan di atas 7000 lagi.
Sampai perdagangan Rabu hari ini (11/6/2025) pukul 14.20 WIB, IHSG terkontraksi 0,31% sejak pembukaan ke posisi 7.208,12. Jika sampai ditutup di zona merah, ini akan membalikan pergerakan sehari sebelumnya yang berakhir menguat 1,65%.
Sepanjang pekan pertama Juni, IHSG juga sudah lebih dulu mengalami koreksi lebih dari 1%. Meski begitu, secara month to date, indeks keseluruhan saham di Tanah Air ini masih ditutup hijau 0,47%.
Jadi, di bulan Juni ini ada potensi koreksi yang terjadi sifatnya normal. Secara historis, pergerakan bulan Juni juga lebih banyak hijau dengan probabilitas 70%. Sementara bulan Juli 100% ditutup positif, setidaknya dalam 10 tahun
Oleh karena itu, jika terjadi koreksi lanjutan kami nilai ini bisa jadi peluang untuk tambah beli/porsi di saham incaran.
Dalam memilih saham tentunya harus cukup selektif, perhatikan secara fundamental dan teknikal agar mendapat return yang lebih optimal.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.(tsn/tsn)