IHSG Sesi 1 Turun 0,33%, Balik Arah Setelah Sentuh Level 8.443

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendadak berbalik arah pada perdagangan hari ini, Selasa (11/11/2025). Padahal pagi tadi, indeks dibuka naik 0,45% atau 37,67 poin.

Pada akhir sesi I, IHSG parkir di level 8.363,15, turun 28,09 poin atau 0,33%. Sebanyak 429 saham turun, 275 naik, dan 252 tidak bergerak. 

Nilai transaksi mencapai Rp 15,35 triliun, melibatkan 42,61 miliar saham dalam 1,9 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar masih bertahan di level Rp 15.000 triliun atau tepatnya Rp 15.235 triliun. 

Mengutip Refinitiv, nyaris seluruh sektor berada di zona merah. Hanya teknologi dan kesehatan yang bertahan di zona hijau, dengan kenaikan masing-masing 1,1% dan 0,59%.

Tercatat, saham yang membuat IHSG merosot ke zona merah adalah Bank Central Asia (BBCA). Saham emiten milik grup Djarum turun 1,75% ke level 8.425 dan menyeret IHSG sebesar -10,76 indeks poin. 

Selain BBCA, saham-saham emiten milik Prajogo Pangestu juga menjadi beban. Barito Renewables Energy (BREN) yang mengalami kontraksi 2,2% ke level 10.000, menyumbang - 8,58 indeks poin. 

Kemudian Barito Pacific (BRPT) berkontribusi -5 indeks poin, Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) -3,72 indeks poin, dan Chandra Daya Investasi (CDIA) -2,29 indeks poin. 

Sementara itu, saham Bumi Resources (BUMI) tengah menjadi buruan investor. Emiten milik grup Bakrie itu menjadi saham dengan nilai transaksi tertinggi, yakni Rp 6,6 triliun. 

Hingga jeda makan siang, BUMI telah naik 28% ke level 192 dan tercatat sebagai Top Movers IHSG dengan kontribusi 10,78 indeks poin. 

Saham BUMI melejit setelah perusahaan rampung akuisisi 100% saham perusahaan tambang emas asal Australia, Wolfram Limited (WFL), dengan total nilai transaksi mencapai Rp698,98 miliar.

Adapun pasar keuangan domestik hari ini diharapkan kompak menguat dengan adanya kabar positif dari Amerika Serikat (AS). Mulai menggeliatnya daya beli juga diharapkan bisa menggerakan ekonomi dalam negeri lebih cepat sehingga pasar saham dan rupiah bergarah.

Penutupan (shutdown) pemerintah terpanjang dalam sejarah AS berpotensi berakhir pekan ini setelah kompromi untuk memulihkan pendanaan federal lolos tahap awal pemungutan suara di Senat pada Minggu malam. Kendati demikian belum jelas kapan Kongres akan memberikan persetujuan final.

Kesepakatan tersebut akan memulihkan pendanaan bagi lembaga-lembaga federal yang masa pendanaannya dibiarkan kedaluwarsa pada 1 Oktober.

Hal ini memberi kelegaan bagi keluarga berpenghasilan rendah yang terdampak gangguan subsidi pangan, ratusan ribu pegawai federal yang tidak digaji selama lebih dari sebulan, serta para pelancong yang menghadapi ribuan pembatalan penerbangan.

Kesepakatan ini akan memperpanjang pendanaan hingga 30 Januari, yang berarti pemerintah federal untuk sementara akan tetap berada di jalur menambah utang sekitar US$1,8 triliun per tahun dari total utang yang sudah mencapai US$38 triliun.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Full Senyum, Asing Malah Net Sell Rp 2,8 T & Lepas 10 Saham Ini

Read Entire Article
| | | |