Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan minyak dan gas bumi asal Jepang, Inpex Corporation, akhirnya resmi meluncurkan Front-End Engineering Design (FEED) atau desain teknis atau rekayasa Onshore LNG (OLNG) untuk proyek Lapangan Gas Abadi, Blok Masela, Maluku, pada hari ini, Rabu (09/04/2025) di Jakarta.
Ini merupakan salah satu progres signifikan dari Proyek Lapangan Abadi setelah ditemukannya cadangan gas jumbo area tersebut hampir 30 tahun lalu, tepatnya sekitar 1996.
President and CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda mengatakan, pihaknya mendorong progres proyek Masela agar bisa meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan energi di Indonesia.
"Hari ini, dengan bangga kami umumkan dimulainya Inisiasi FEED Onshore LNG untuk Proyek LNG Abadi," jelasnya dalam Launching OLNG FEED Masela di Jakarta, Rabu (09/04/2025).
Adapun, perusahaan migas asal Jepang tersebut juga terus memastikan agar proyek gas Masela bisa tepat beroperasi tepat waktu.
"Pelaksanaan Inisiasi Onshore LNG merupakan pencapaian besar yang menunjukkan kemajuan proyek yang berkelanjutan. Tahap ini berfokus pada pemilihan lisensi teknologi dan teknologi penggerak turbin gas, yang keduanya penting untuk mempercepat keseluruhan fase desain rekayasa awal proyek," tambahnya.
Selain itu, Ueda juga mengungkapkan bahwa inisiasi FEED OLNG tersebut merupakan upaya perusahaan dalam mempercepat produksi sumber gas jumbo Maluku tersebut.
"Kami berkomitmen untuk melakukan segala upaya guna mempercepat dimulainya produksi sesuai dengan kebijakan Pemerintah Indonesia," tandasnya.
Di lain sisi, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto mengungkapkan, pihaknya mengapresiasi upaya Inpex bersama dengan Pertamina dan Petronas dalam mendorong melakukan progres pengembangan Masela.
"Pada kesempatan khusus ini, kami ingin menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Inpex dan mitra-mitranya, yakni, PT Pertamina Hulu Energi dan PT Petronas atas komitmen kuat dan upaya berdedikasi tinggi dalam mendorong kemajuan proyek Abadi," katanya dalam kesempatan yang sama.
Djoko mengungkapkan bahwa inisiasi OLNG FEED tersebut mendorong pada tahap berikutnya agar sesuai dengan target.
"Inisiasi FEED OLNG ini akan menjadi tonggak penting, sekaligus membawa proyek Abadi lebih dekat ke fase berikutnya, yaitu pengiriman tepat waktu, sesuai anggaran, sesuai jadwal, dan dengan standar keselamatan tertinggi. Inisiasi ini juga diharapkan dapat meletakkan dasar yang kokoh untuk mencapai keputusan investasi akhir tahun depan," tandasnya.
Pihaknya pun menargetkan proyek Kilang LNG darat Blok Masela ini bisa beroperasi pada 2029.
Blok Masela
Sebagaimana diketahui, Inpex merupakan pemegang hak partisipasi (Participating Interest/ PI) terbesar di Blok Masela yakni mencapai 65%. Sebelumnya, Inpex ditemani oleh Shell Upstream Overseas Services dengan saham 35%.
Namun sayangnya, Shell memutuskan hengkang dari proyek gas abadi yang berlokasi di Maluku itu, Adapun 35% saham Shell tersebut sejak Juli 2023 lalu telah diambil oleh PT Pertamina Hulu Energi melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi Masela (PHE Masela) sebesar 20% dan Petronas 15%.
Perjanjian jual beli ditandatangani pada tanggal 25 Juli 2023 dan persetujuan Menteri ESDM atas pengalihan PI diperoleh pada tanggal 4 Oktober 2023.
Lapangan Abadi di Blok Masela adalah lapangan gas laut dalam dengan cadangan gas terbesar di Indonesia yang terletak sekitar 160 kilometer lepas pantai Pulau Yamdena di Laut Arafura dengan kedalaman laut 400-800 meter. Adapun potensi gas dari Lapangan Abadi ini diperkirakan 6,97 triliun kaki kubik (TCF) gas.
Kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract/ PSC) Masela yang ditandatangani pada 1998 lalu dan telah diperpanjang hingga 2055 ini berpotensi menghasilkan 9,5 MMTPA (juta metrik ton per tahun) LNG dan 150 MMSCFD (juta kaki kubik standar per hari) gas pipa. Selain itu, Lapangan Abadi diperkirakan dapat menghasilkan produksi kondensat sebesar 35.000 barel per hari.
Konsep pengembangan lapangan green field (lapangan migas baru) yang memiliki kompleksitas tinggi dan risiko besar mencakup pengeboran deepwater, fasilitas subsea, FPSO (Floating Production Storage and Offloading), dan onshore LNG plant akan menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi PHE serta mitra-mitranya untuk merealisasikannya. Selain itu pengembangan lapangan ini juga berpotensi menyerap hingga 10.000 tenaga kerja.
Blok Masela juga direncanakan akan menghasilkan clean LNG melalui penerapan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) untuk mendukung program Pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung sustainability pada era transisi energi.
(wia)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Produksi Berkurang, Ini Jurus Badak NGL Amankan Pasokan Gas
Next Article Rosan Ungkap Inpex Mulai Konstruksi Proyek Gas Raksasa Masela di 2025