Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal mengirim inspektur tambang ke area tambang bawah tanah Grasberg milik PT Freeport Indonesia (PTFI). Hal tersebut menyusul insiden longsoran lumpur basah yang terjadi di area tambang bawah tanah Grasberg Block Caving (GBC).
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi antisipatif dan penanganan bersama PTFI terkait luncuran lumpur basah di tambang bawah tanah yang terjadi pada Senin malam 8 September 2025, pukul 22.12 WIT.
"Kami segera mengirim inspektur tambang ke lokasi," ujar Yuliot kepada CNBC Indonesia, Selasa (9/9/2025).
Ia lantas membeberkan kronologi terjadinya insiden di tambang bawah tanah tersebut, dimana pada pukul 22.12 WIT, dilaporkan terjadi luncuran lumpur basah yang cukup signifikan. Namun, kejadian tersebut tidak memicu mekanisme peringatan tanggap darurat Geoengineering.
"Sehingga diduga sumber tumpahan lumpur basah berasal dari akumulasi lumpur yang terkumpul selama sekian periode waktu," katanya.
Titik awal tumpahan berasal dari area runtuhan bijih (Draw Point) 20-West, dimana lumpur meluncur sekitar 400 meter dari Panel 23-East ke arah Panel 28-West dan kemudian terpecah, yang berdampak pada terhentinya semua infrastruktur di Level pengambilan bijih kecuali di Panel 13-West dan Panel 28-34 East & West.
Selain itu, beberapa area lain yang terdampak dan terhenti adalah Level pengangkutan (haulage) bijih, terowongan tempat bijih dikumpulkan (Chute Gallery).
Yuliot pun memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Meski demikian, terdapat tujuh karyawan yang sempat terjebak di dalam terowongan.
"Sudah dapat berkomunikasi dan saat ini lagi diupayakan untuk dikeluarkan dari lokasi. Diperkirakan paling lambat karyawan yang terjebak dalam 30 jam dapat teratasi," ujar Yuliot.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Perang Tarif Trump, Bos Freeport Akhirnya Buka Suara