Investor Merapat! RI Buka 4.000 Proyek Ketenagalistrikan Sampai 2034

2 days ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) membeberkan bahwa Indonesia memiliki 4.000 proyek ketenagalistrikan sampai 2034 mendatang. Hal ini tak lain karena akan ditingkatkannya kapasitas pembangkit listrik hingga jaringan listrik di Tanah Air, seperti yang telah tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.

EVP Strategic Risk Management Policy PLN Daniel K. Fernando Tampubolon mengatakan, ribuan proyek ketenagalistrikan tersebut juga sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk menjalankan transisi energi ke energi bersih. Bahkan, RUPTL ini juga didesain demi menopang pertumbuhan ekonomi 8%.

"RUPTL ini saja mungkin consist of around 4.000 proyek atau lebih. Sekitar 4.000 proyek. Jadi, bisa dibayangkan kalau revolusi, memang kita secara fiskal pun akan mendapat pressure. Jadi, saya pikir, ada etimologi mendalam kenapa terminologi itu transisi energi," katanya dalam acara Human Capital Summit 2025 di Jakarta, Rabu (4/6/2025).

Sebagaimana diketahui, di dalam RUPTL terbaru rencana penambahan kapasitas pembangkit listrik hingga 2034 ditargetkan mencapai 69,5 Giga Watt (GW). Dari total kapasitas tersebut, sekitar 42,6 GW akan berasal dari pembangkit EBT, 10,3 GW dari sistem penyimpanan energi (storage), sedangkan 16,6 GW dari pembangkit berbasis energi fosil.

Adapun rinciannya untuk kapasitas pembangkit EBT adalah sebagai berikut Surya: 17,1 GW, Air: 11,7 GW, Angin: 7,2 GW, Panas bumi: 5,2 GW, Bioenergi: 0,9 GW, Nuklir: 0,5 GW.

Sementara itu, untuk kapasitas sistem penyimpanan energi mencakup PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6,0 GW. Kemudian, untuk pembangkit fosil masih akan dibangun sebesar 16,6 GW, terdiri dari gas 10,3 GW dan batu bara 6,3 GW.

"Jadi, ini merupakan transisi yang baik untuk gendong dulu sampai nanti pada saatnya ini betul-betul kita mendorong highly atau massive penetration of EBT. Dan memang, by design, RUPTL kita sudah didesain dengan 75% dari EBT," tambahnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memaparkan bahwa RUPTL PLN 2025-2034 tersebut membuka peluang investasi hingga mencapai Rp 2.967,4 triliun hingga 2034. Investasi tersebut terbagi ke dalam beberapa sektor.

"Peluang investasi dari periode 2025 sampai 2034 adalah sebesar Rp 2.967,4 triliun," kata Bahlil dalam Konferensi Pers terkait RUPTL PLN 2025-2034 di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (26/5/2025).

Ia pun memerinci, investasi tersebut mencakup pembangunan pembangkit listrik dengan nilai Rp 2.133,7 triliun, kemudian penyaluran seperti untuk transmisi, gardu induk, distribusi dan listrik desa sebesar Rp 565,3 triliun dan lainnya sebesar Rp 268,4 triliun.

Bahlil membeberkan, pada periode 2025-2029 total investasi yang dibutuhkan diproyeksikan akan mencapai Rp 1.173,94 triliun, sementara itu pada periode kedua yakni pada 2030-2034 diperkirakan mencapai Rp 1.793,48 triliun.

"Memang harus dua kali. Supaya ada kesinambungan gak boleh dirubah. Kenapa ini kita breakdown supaya gak tumpang tindih agar tidak ada pesan-pesan di belakang meja," kata dia.

Dari sisi investasi di sektor pembangkit listrik sebesar Rp 2.133,7 triliun, akan didominasi oleh produsen listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) dengan porsi sekitar 73% atau senilai Rp 1.566,1 triliun. Dari angka tersebut, porsi EBT sebesar Rp 1.341,8 triliun dan Non-EBT sebesar Rp 224,3 triliun.

"Dari situ kita lihat investasinya khusus pembangkit IPP-nya Rp 1.566,1 triliun ini yang investasi swasta. PLN Rp 567,6 triliun," ungkapnya.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Mau Tambah Pembangkit Baru 69 GW, DEN Ungkap Syaratnya!

Next Article Sudah Final, Rencana Usaha Penyediaan Listrik Baru RI Segera Terbit!

Read Entire Article
| | | |