Jakarta, CNBC Indonesia — PT Freeport Indonesia ditunggu pasar untuk melantai di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan tambang emas raksasa ini akan menjadi magnet baru bagi pasar modal.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan IPO Freeport akan sangat menarik. "Ini juga bisa memberikan dampak positif demi memperkuat pasar modal di tanah air," katanya saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (10/9/2025).
Senada, Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan nama besar Freeport dikenal oleh hampir semua orang. Oleh karena itu kehadiran Freeport di Bursa akan memberikan daya ungkit besar bagi pasar modal.
"Supaya pelaku pasar dan investor juga mulai kembali masuk ke dalam pasar saham," ucapnya.
Sementara itu, keuntungan bagi Freeport jika melantai di bursa akan banyak mendapatkan dana segar untuk ekspansi. Saat ini cadangan emas Freeport sekitar 24 juta ons hingga tahun 2041.
Apalagi saat ini ada tambang baru juga yang akan beroperasi di tahun 2028 mendatang. Dengan demikian kira-kira akan menambah kapasitas produksi 240.000 ton biji per hari.
"Dan kalau kita perhatikan, kalau kita lihat sumber daya biji konsentratnya yang di dalam Freeport itu mampu mencapai 58 juta ton emas atau 40 miliar ton tembaga. Nah, kalau di-eksplorasi itu memang butuh waktu yang cukup lama, tapi kalau kita perhatikan kemarin dari Menteri ESDM juga menyampaikan bahwa tambang dari Freeport itu masih bisa dikembangkan hingga 100 tahun ke depan," jelasnya.
Sebelumnya, Komisaris Utama Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID Fuad Bawazier mendorong agar Freeport Indonesia dapat segera melantai di bursa saham Indonesia melalui skema penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).
Dia menilai, aksi korporasi tersebut cukup penting, terlebih mayoritas saham PTFI saat ini telah dimiliki oleh Pemerintah Indonesia melalui MIND ID. Di samping itu, IPO PTFI juga dinilai akan membuat pasar modal Indonesia semakin bergairah.
"Karena satu, untuk memperkuat pasar modal kita. Pasar modal kan jadi kuat kan? Kan gengsi juga pasar modal kita jadi lebih bergengsi pasar modal kan," ungkapnya dalam acara Cuap Cuap Cuan CNBC Indonesia, dikutip Selasa (9/9/2025).
Fuad menilai PTFI merupakan perusahaan tambang kelas dunia dengan kinerja pertambangan yang luar biasa. IPO PTFI sendiri akan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk turut memiliki perusahaan tambang kelas dunia tersebut.
Oleh sebab itu, ia pun berharap supaya perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI bisa dilakukan selepas 2041. Mengingat, investasi di sektor tambang merupakan usaha jangka panjang.
"Mungkin juga Danantara nanti bisa dapet duit. Kalau mau ini kan. Apalagi nanti kalau mau dapet tambah saham 10% lagi. Makanya harus diperpanjang," kata dia.
Seperti diketahui, pada 2018 lalu Indonesia resmi menjadi pemegang saham mayoritas PT Freeport Indonesia sebesar 51,23% melalui Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan MIND ID atau sebelumnya atas nama PT Inalum (Persero).
Adapun nilai akuisisi untuk menjadi pemegang saham mayoritas Freeport ini mencapai US$ 3,85 miliar atau setara Rp 55,8 triliun saat itu. Akuisisi ini menandai peningkatan kepemilikan Indonesia di PTFI dari semula hanya 9,36% menjadi 51,23%.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! RUPS Erajaya (ERAA) Sepakat Bagi Dividen Rp299 M