Iran Tolak Keras Permintaan Trump, Perang Nuklir di Depan Mata?

2 days ago 9

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Iran menolak usulan yang diajukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait rencana pemulihan kesepakatan nuklir antara Teheran dengan pihak Barat. Penolakan ini langsung diutarakan oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, Selasa (3/6/2025).

Dikutip Iran International, Khamenei menegaskan kembali bahwa pengayaan uranium tetap menjadi komponen utama dan tidak dapat dinegosiasikan. Ia mengatakan bahwa tanpa pengayaan uranium, program nuklir Iran tidak akan berguna, dan AS ingin membongkar program tersebut.

"Usulan nuklir AS bertentangan dengan keyakinan bangsa kita pada kemandirian dan prinsip 'Kita Bisa'," kata Khamenei dalam pidato yang disiarkan televisi, mengacu pada slogan inti Republik Islam oleh pendirinya Rouhollah Khomeini. 

Usulan AS untuk kesepakatan nuklir baru disampaikan kepada Iran pada hari Sabtu oleh Oman, yang menjadi penengah pembicaraan antara Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dan utusan Timur Tengah Presiden Donald Trump, Steve Witkoff.

Setelah lima putaran perundingan, beberapa isu masih tersisa, termasuk desakan Iran untuk mempertahankan pengayaan uranium di wilayahnya dan penolakan Teheran untuk mengirim seluruh persediaan uranium yang diperkaya ke luar negeri, yang mungkin merupakan bahan baku untuk bom nuklir.

"Para pemimpin Amerika yang kasar dan arogan berulang kali menuntut agar kita tidak memiliki program nuklir. Siapa Anda yang memutuskan apakah Iran harus memiliki pengayaan?," tambah Khamenei.

Khamenei kemudian menekankan kembali bahwa Iran tidak akan menghentikan pekerjaan pengayaannya, meskipun ada tekanan dari pihak Barat untuk melemahkannya.

"Pengayaan uranium adalah tulang punggung program nuklir kami," katanya. "Mereka ingin membongkar program nuklir kami dan melemahkan kekuatan nasional kami. Namun AS tidak akan dapat melemahkan program nuklir kami."

Hal yang sama juga diutarakan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dan perwakilan lainnya dari Pemerintah Iran. Teheran tetap bersikeras mengesampingkan kemungkinan mencapai kesepakatan dengan AS kecuali hak Iran untuk memperkaya uranium diakui secara resmi.

"Iran tidak akan meninggalkan meja perundingan sambil melindungi kepentingan nasionalnya," kata juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani dalam konferensi pers hari Selasa menurut Tasnim.

Trump telah menghidupkan kembali apa yang disebut kampanye tekanan maksimumnya terhadap Teheran sejak ia kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari, yang mencakup pengetatan sanksi. Ia juga mengancam akan mengebom Iran jika negosiasi tidak menghasilkan kesepakatan.

Selama masa jabatan pertamanya pada tahun 2018, Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Teheran tahun 2015 dengan enam negara dan memberlakukan kembali sanksi yang telah merusak ekonomi Iran secara signifikan. Iran menanggapi dengan meningkatkan pengayaan jauh melampaui batas pakta tersebut.

Teheran mengatakan bahwa mereka menginginkan teknologi nuklir untuk tujuan damai. Iran adalah satu-satunya negara non-senjata nuklir yang memperkaya uranium hingga 60% U-235. IAEA secara konsisten menyatakan bahwa tidak ada penggunaan uranium yang diperkaya hingga tingkat ini untuk kepentingan sipil, yang merupakan langkah teknis singkat dari bahan fisil 90% tingkat senjata.


(tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran Tolak Proposal AS Setop Program Nuklir dengan AS

Next Article Video: Trump Beri Iran Waktu 2 Bulan Capai Kesepakatan Nuklir Baru

Read Entire Article
| | | |