Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah ketatnya aturan konsumsi alkohol di Bangladesh, satu-satunya produsen minuman keras berlisensi di negara itu justru mencetak rekor keuntungan. Carew and Co, perusahaan milik negara yang berdiri sejak era kolonial Inggris, melaporkan laba bersih US$10 juta atau sekitar Rp157 miliar pada tahun fiskal 2024-2025.
"Ini adalah keuntungan tertinggi sejak perusahaan ini berdiri," ujar Direktur Pelaksana Carew and Co, Rabbik Hasan, dikutip dari AFP, Rabu (12/11/2025). "Kami memperkirakan pertumbuhan lebih lanjut di tahun mendatang."
Keberhasilan Carew datang di tengah situasi politik yang bergolak. Pemerintahan otoriter Sheikh Hasina tumbang pada Agustus 2024 setelah gelombang protes besar-besaran.
Sejak itu, kelompok Islamis semakin aktif menuntut pembatasan kegiatan budaya yang mereka anggap "anti-Islam". Meski alkohol dilarang dalam Islam dan penjualannya diatur ketat, industri ini tetap bertahan.
Di sana, sebenarnya pembelian minuman keras di Bangladesh hanya diperbolehkan bagi non-Muslim berusia di atas 21 tahun dengan izin resmi pemerintah. Namun, warga yang mendapat resep dokter juga bisa mengonsumsinya.
"Alkohol dilarang. Namun ada pengecualian untuk komunitas tertentu," ujar Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Narkotika, Hasan Maruf.
Menjual ke Mereka yang "Sesuai"
Di fasilitas penyulingan Darsana, dekat perbatasan India, mesin-mesin Carew terus beroperasi menghasilkan produk populer seperti Imperial Whisky dan Tsarina Vodka. Manajemen mengatakan tidak pernah menganjurkan siapa pun untuk minum, dan hanya menjual kepada mereka yang "sesuai".
Selain memproduksi minuman keras, Carew juga memiliki divisi gula, pupuk, dan alkohol industri. Hanya segmen gula yang mencatat kerugian tahun ini.
Lebih Murah Terjangkau
Bagi sebagian konsumen lokal, sebenarnya produk Carew dianggap lebih aman dan terjangkau dibandingkan miras ilegal atau impor palsu. Di sisi lain, ada pula pekerja Muslim yang tetap memisahkan keyakinan dari profesinya.
"Lebih murah dan lebih aman daripada merek impor," kata Prince Mamun, pedagang ikan berusia 42 tahun yang telah mengkonsumsi produk Carew selama dua dekade.
"Saya tidak mengonsumsi apa pun dari sini. Yang saya lakukan di sini hanyalah pekerjaan saya," kata karyawan unit pembotolan yang sudah 38 tahun bekerja di Carew, Shah Alam.
Pemerintah sementara Bangladesh kini bersiap menuju pemilu yang dijadwalkan Februari 2026. Namun, di tengah ketegangan politik dan tekanan moral, Carew tetap menjadi satu-satunya produsen minuman keras legal di negara dengan populasi 170 juta jiwa itu, dan kini justru menjadi simbol paradoks ekonomi Bangladesh.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Detik-detik Sekolah di Bangladesh Hancur Tertimpa Pesawat Jatuh































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319082/original/060228700_1755504247-pspr.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285579/original/071930200_1752717808-ChatGPT_Image_Jul_16__2025__11_01_37_AM.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4860504/original/051850500_1718115963-Malut_United_-_Ilustrasi_Logo_Malut_United_copy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5284222/original/004291500_1752589801-Timnas_Indonesia_U-23_Vs_Brunei_Darussalam_U-23-6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4809513/original/037230800_1713799872-Timnas_Indonesia_-_Nathan_Tjoe-A-On_dan_Justin_Hubner_copy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5271468/original/063988200_1751511729-Timnas_Putri_Indonesia_vs_Pakistan-15.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5267473/original/070195100_1751106521-WhatsApp_Image_2025-06-28_at_17.14.16_c8077174.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4922579/original/022348900_1724078961-Persik_Kediri_-_Ilustrasi_Logo_Persik_Kediri_2024_copy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5284203/original/025207900_1752587520-1000251979__1_.jpg)

:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5284236/original/088370400_1752591890-20250715AA_Piala_AFF_U-23_Timnas_Indonesia_U-23_vs_Brunei-09.JPG)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5244173/original/074731200_1749138686-20250605BL_Timnas_Indonesia_Vs_China_Kualifikasi_Piala_Dunia_2026-23.JPG)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5284259/original/085124800_1752594152-Untitled_Project__4_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5284158/original/026824100_1752581114-Persis.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4304120/original/059942100_1674734054-Timnas_Indonesia_-_Pratama_Arhan_dan_Shayne_Pattynama_copy.jpg)