Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak naik pada perdagangan Rabu pagi (10/9/2025). Mengacu data Refinitiv pukul 10.45 WIB, minyak mentah Brent diperdagangkan di posisi US$66,91 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) berada di US$63,17 per barel.
Sehari sebelumnya, Brent ditutup di level US$66,39 per barel dan WTI di US$62,63 per barel. Dengan demikian, harga minyak terpantau menguat dibandingkan perdagangan Selasa.
Kenaikan harga minyak kali ini masih dibayangi faktor geopolitik. Pasar global mencermati perkembangan terbaru di Timur Tengah setelah Israel dilaporkan melancarkan serangan terhadap pimpinan Hamas di Qatar. Di saat bersamaan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mendesak Uni Eropa menjatuhkan tarif tambahan bagi importir utama minyak Rusia, termasuk China dan India.
Tensi geopolitik sempat membuat harga melonjak hampir 2% pada awal pekan. Namun, reli tersebut tertahan karena pasar menilai fundamental masih rapuh, dengan pasokan yang relatif longgar. Amerika Serikat bahkan dikabarkan telah memberi jaminan kepada Doha bahwa serangan serupa tidak akan terulang, sehingga tekanan risiko menurun.
Meski begitu, analis menilai jika kebijakan tarif sekunder benar-benar diberlakukan Uni Eropa terhadap importir besar, ekspor minyak Rusia bisa terganggu. Hal ini berpotensi memperketat suplai global dan memberi dorongan tambahan pada harga.
Di sisi lain, pasar juga menanti keputusan Federal Reserve yang diperkirakan memangkas suku bunga pekan depan. Jika terealisasi, pelonggaran moneter bisa mendukung aktivitas ekonomi dan meningkatkan permintaan energi. Namun, U.S. Energy Information Administration (EIA) memperingatkan harga minyak global masih berisiko melemah dalam beberapa bulan ke depan, terutama akibat kebijakan OPEC+ yang kembali menaikkan produksi.
CNBC Indonesia
(emb/emb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Anjlok, Pasar Masih Dihantui Tarif Trump