Israel Serang Qatar: Harta Triliunan Sultan Arab Terancam

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia- Israel melancarkan serangan udara ke Doha, Qatar pada 9 September 2025. Serangan ini mengagetkan dunia dan membuat Qatar jadi sorotan.

Menurut laporan Reuters, target operasi adalah pejabat Hamas yang berada di ibu kota Qatar, sementara pemerintah Qatar mengecam keras serangan tersebut sebagai pelanggaran kedaulatan. Sekreatris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres menyebut tindakan ini sebagai ancaman serius terhadap stabilitas kawasan.

Qatar selama bertahun-tahun berperan sebagai mediator dalam konflik Palestina-Israel. Peran ini membuat Doha menjadi pusat diplomasi penting, namun sekaligus rentan terhadap dinamika konflik. Dengan posisinya sebagai pengekspor energi global, stabilitas Qatar berimplikasi langsung pada pasar energi internasional.

Asap mengepul setelah beberapa ledakan terdengar di Doha, Qatar, 9 September 2025. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)Foto: Asap mengepul setelah beberapa ledakan terdengar di Doha, Qatar, 9 September 2025. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)
Asap mengepul setelah beberapa ledakan terdengar di Doha, Qatar, 9 September 2025. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)

Cadangan gas alamnya masuk tiga besar global, dan ekspor LNG menjadikan Doha pemain utama dalam pasokan energi ke Asia dan Eropa.

Pada 2023, ekspor kategori energi yang mencakup gas, minyak, dan produk distilasi mencapai US$84,6 miliar, atau 87% dari total ekspor. Ketika kota ini diguncang serangan, pasar global otomatis khawatir, bagaimana jika infrastruktur vital ikut terdampak?

Di luar LNG, minyak mentah masih menjadi sumber pendapatan signifikan. Produksinya sekitar 1,32 juta barel per hari pada 2023. Walau porsinya lebih kecil dibanding gas, minyak tetap menjaga diversifikasi portofolio energi Qatar dan memastikan aliran devisa dari Asia Timur.

Qatar juga menaruh investasi serius pada hilirisasi. Gas yang melimpah diolah menjadi plastik, dengan nilai ekspor mencapai US$2,76 miliar pada 2023.

Plastik ini banyak masuk ke pasar Asia, menopang industri manufaktur di China hingga India. Dari gas pula lahir pupuk-urea dan amonia-senilai US$1,85 miliar, yang menjadikan Qatar pemasok penting bagi negara-negara agraris seperti India dan beberapa negara Afrika. Dengan harga pangan yang kerap bergejolak, peran pupuk Qatar tidak bisa diremehkan.

Sektor aluminium pun tumbuh menjadi salah satu andalan. Nilainya US$1,79 miliar pada 2023, menempatkan logam ini di posisi keempat ekspor terbesar. Meski bahan bakunya berasal dari luar, daya saing aluminium Qatar datang dari energi murah berbasis gas. Di sektor kimia, Qatar mengekspor bahan kimia anorganik senilai US$1,11 miliar dan organik US$0,85 miliar. Produk ini masuk ke rantai pasok global, dari industri farmasi hingga elektronik.

Ada pula komoditas yang nilainya lebih kecil, tetapi strategis, helium. Qatar adalah salah satu produsen terbesar dunia, dan walau nilainya tak sebesar LNG, helium penting bagi industri semikonduktor, kesehatan, hingga riset luar angkasa. Helium menambah satu lagi lapisan pengaruh Qatar di pasar global-kartu diplomasi yang jarang dibicarakan, tetapi bernilai tinggi.

Jika dilihat secara keseluruhan, ekspor Qatar pada 2023 mencapai US$97,75 miliar dengan surplus perdagangan US$66,32 miliar. Tiga pasar utama adalah China, Korea Selatan, dan India, menegaskan orientasi Qatar ke Asia sebagai poros pertumbuhan dunia.

Serangan ke Doha mungkin tidak langsung menyentuh fasilitas energi, tetapi efek psikologisnya sudah terasa di pasar. Pasokan LNG Qatar yang mengalir ke Eropa pasca embargo Rusia dan ke Asia yang haus energi membuat stabilitas negara ini krusial. Gangguan kecil saja di Doha bisa menimbulkan spekulasi besar di bursa energi dunia.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
| | | |