Kenali Pneumonia Bilateral, Penyakit Paus Fransiskus Sebelum Wafat

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebelum wafat di usia 88 tahun, Paus Fransiskus sempat berjuang melawan berbagai komplikasi kesehatan, salah satunya pneumonia bilateral. Penyakit itu adalah infeksi paru-paru serius yang menyerang kedua sisi paru sekaligus.

Pemimpin umat Katolik dunia ini pertama kali dirawat di Rumah Sakit Agostino Gemelli, Italia, pada 14 Februari 2025 usai mengalami bronkitis. Kondisinya kemudian memburuk hingga terdiagnosis menderita pneumonia bilateral, kondisi yang sangat berisiko bagi lansia dan penderita penyakit penyerta.

Apa Itu Pneumonia Bilateral?

Melansir WebMd, Selasa (22/4/2025), pneumonia bilateral atau pneumonia ganda adalah infeksi pada kedua paru-paru yang menyebabkan peradangan pada jaringan paru. Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Ketika menyerang kedua sisi paru, gejala cenderung lebih berat dan berisiko menyebabkan gagal napas.

Salah satu bentuk paling parah adalah bilateral interstitial pneumonia, yakni infeksi yang menyerang jaringan antar-ruang di sekitar kantung udara paru (alveoli). Kondisi ini bisa menimbulkan jaringan parut (fibrosis) dan menurunkan fungsi paru secara drastis.

Gejala Pneumonia Bilateral

* Demam tinggi
* Batuk kering yang tak kunjung reda
* Sesak napas
* Nyeri dada saat bernapas atau batuk
* Kelelahan berat

Dalam kasus tertentu, hasil CT scan menunjukkan pola khas bernama ground glass opacity yang menandakan adanya radang atau luka pada jaringan paru.

Siapa yang Paling Rentan?
Lansia seperti Paus Fransiskus merupakan kelompok paling rentan terkena pneumonia berat, terutama jika memiliki penyakit penyerta seperti gangguan jantung, diabetes, atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pneumonia bilateral juga dapat menjadi komplikasi infeksi virus, termasuk COVID-19.

Pemeriksaan dan Diagnosis

Diagnosis pneumonia bilateral biasanya melibatkan:
* Rontgen atau CT scan dada
* Tes fungsi paru
* Bronkoskopi
* Biopsi paru (pada kasus tertentu)

Pengobatan Pneumonia Ganda
Penanganan bergantung pada penyebab infeksi. Untuk pneumonia akibat virus, dokter dapat memberikan antivirus seperti Paxlovid, Remdesivir, atau Molnupiravir. Jika peradangan berat terjadi, obat kortikosteroid seperti prednison mungkin diberikan, meski dengan risiko efek samping.

Dalam kasus parah, pasien mungkin memerlukan oksigen tambahan atau ventilator. Obat imunosupresif seperti azathioprine, cyclophosphamide, dan rituximab juga bisa digunakan untuk meredakan peradangan kronis.

Peringatan Serius
Kasus pneumonia bilateral yang menimpa Paus Fransiskus menjadi pengingat akan bahaya penyakit ini. Pneumonia bukan sekadar flu berat, penyakit ini bisa berkembang menjadi kondisi yang mengancam jiwa, terutama bagi kelompok usia lanjut atau individu dengan daya tahan tubuh lemah.


(miq/miq)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ada Perang Tarif AS Vs China, Pengusaha Parfum Curhat Ini

Next Article 7 Penyakit yang Sering Muncul Saat Musim Hujan, Ada Serangan Jantung

Read Entire Article
| | | |