Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Bulog melakukan berbagai inisiatif dalam mendorong kemandirian pangan nasional. Antara lain dengan melakukan penguatan swasembadanya hingga menjaga ketersediaan pangannya secara nasional.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani mengungkapkan hal tersebut kaitannya sangat erat dalam mendorong kemandirian pangan.
"Jadi sesuai dengan Asta Cita Presiden, yaitu tentang kemandirian pangan. Tentang kemandirian pangan itu kami jabarkan dengan identik dengan swasembada pangan," ungkap dia dalam dialog "Pangan untuk Negeri: Refleksi Setahun Pemerintahan Mewujudkan Swasembada Pangan" program Prabowonomics: One Year of Prabowo's Presidency, Selasa (21/10/2025).
Selain itu lanjutnya, Perum Bulog juga melakukan sinergi dengan Kementerian Pertanian untuk memproduksi dari hulu. Tak hanya itu, Perum Bulog juga perlu melakukan penguatan penyerapan.
"Penyerapan kami sampai dengan hari ini, ini total di bulan April yang lalu puncaknya adalah 4,2 juta ton. Di April 2025 di 4,2 juta ton," terang Ahmad.
Kemudian pada Juni hingga Juli, Perum Bolug melakukan penyaluran Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) sebanyak lebih dari 517 ribu ton.
"Sehingga berkurang hari ini, sampai hari ini ada sekitar 3,8 juta ton, dan 3,8 juta ton ini kita rawat," tambah Ahmad.
Dalam melakukan penyerapan, Perum Bulog juga memperhatikan mekanisme penyaluran. Ini dilakukan supaya terjadi keluar dan masuk atau first in first out dari stok beras. Namun, kata dia, first in first out tersebut tidak melalui proses yang sembarangan yakni dengan memperhatikan kualitas beras.
"Karena tidak semuanya yang datang itu pasti yang jelek. Kadang-kadang ada juga yang mungkin memang bibit, bebet, bobotnya, gabah beras yang ada, ini tidak sama. Karena kan datangnya ada yang dari Jawa ada, ada yang dari Sumatera ada, seperti itu. Jadi bibit hasil tanamnya kan beda-beda. Itu kaitan dengan penyerapan," pungkas dia.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Dapat Bisikan Mentan-Kapolri, Prabowo Yakin RI Tak Impor Jagung 2026