Jakarta -
Lapis khas Surabaya atau yang dikenal bernama spiku menjadi oleh-oleh paling terkenal. Ternyata asal-usul kue lembut ini berakar dari sentuhan budaya Belanda.
Surabaya yang dikenal sebagai kota pahlawan juga punya banyak kuliner enak yang sayang dilewatkan. Mulai dari olahan makanan serba sambal hingga oleh-oleh khasnya.
Salah satu yang terkenal di Surabaya adalah lapis Surabaya atau populer juga dengan sebutan spiku. Ciri khas lapisan antara adonan kue dengan selai di tengahnya memiliki ciri khas rasa yang dirindukan banyak orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata divbalik teksturnya yang lembut, spiku menyimpan beberapa fakta unik. Kue ini bahkan disebut sebagai bentuk peleburan budaya yang terjadi di Surabaya.
Baca juga: Sambut Musim Dingin, Banyak Bermunculan Restoran Halal di Polandia
Berikut 5 fakta di balik lembutnya spiku khas Surabaya:
Penyajian spiku yang kini bertahan di Surabaya merupakan hasil percampuran budaya Belanda dan China. Foto: detikcom/Diah Afrilian
1. Hasil perkawinan budaya
Kue lapis spiku ini berasal dari resep orang Belanda yang tinggi di Surabaya pada masa kolonial. Menggunakan bahan-bahan yang tersedia seperti mentega, tepung terigu, telur, hingga rempah-rempah sebuah kue bertekstur lembut disajikan untuk suguhan di rumah.
Spiku sejak awal dihidangkan sebagai teman minum teh di sore hari. Melansir detikjatim (9/12/23) beberapa keluarga keturunan China yang mengetahui kue spiku ini mencoba membuat dengan versinya.
Orang keturunan China di Surabaya lantas meracik spiku dengan menyesuaikannya pada selera lidah lokal. Sampai sekarang spiku yang tersebar dan populer di Surabaya sebenarnya sudah menggunakan resep modifikasi Belanda dan China.
2. Bernama asli lapis Surabaya
Penamaan kue ini awalnya merujuk pada daerah asal kue tersebut dibuat. Lapis Surabaya diberi nama dengan mencantumkan nama daerahnya sebagai identitas kebangganan penduduk di Surabaya akan kue tersebut.
Sementara nama spiku sendiri berasal dari serapan bahasa Belanda, seperti yang dicatat oleh Universitas Katolik Mandala Surabaya. Spiku berasal dari serapan kata 'spek' yang dalam bahasa Belanda berarti lemak babi.
Ada juga 'koek' yang bermakna kue. Adapun penamaan spekkoek atau spiku dari orang Belanda merujuk pada bentuk lapisan adonan kuenya yang dianggap seperti lapisan pada lemak perut babi yang tebal.