Jakarta, CNBC Indonesia - Badai Melissa, yang telah menguat menjadi badai kategori 5, mendekati Karibia Utara. Hal ini mendorong usat Badai Nasional AS mengeluarkan peringatan keras pada hari Senin (27/10/2025) mengenai potensi banjir bandang katastropik dan tanah longsor masif di beberapa wilayah, termasuk Jamaika, Kuba, dan Hispaniola (pulau yang dibagi antara Haiti dan Republik Dominika).
Ancaman terbesar yang dibawa oleh Badai Melissa bukan hanya kecepatan anginnya, melainkan volume curah hujan yang luar biasa tinggi dan pergerakannya yang relatif lambat. Beberapa lokasi diperkirakan menerima curah hujan hingga 1 meter (40 inci), jumlah yang sangat jarang terjadi.
Kondisi ini diperparah oleh kerentanan alami wilayah tersebut. Menurut Kantor Kesiapsiagaan Bencana dan Manajemen Darurat Jamaika, tanah longsor adalah bencana alam yang paling umum terjadi di negara pulau tersebut. Struktur geologis dan topografi di sana menjadi faktor utama risiko.
Hispaniola, yang terdiri dari Haiti dan Republik Dominika, serta Kuba juga sangat rentan terhadap bencana serupa. Ketiga wilayah ini memiliki medan yang bergunung-gunung dan berada di zona yang aktif secara seismik, membuat lereng bukit dan gunungnya menjadi tidak stabil ketika diguyur hujan dalam volume besar dan durasi yang panjang.
Brian Tang, seorang profesor ilmu atmosfer di University at Albany, mengatakan bahwa faktor-faktor tersebut menjadi bahan yang berkontribusi pada risiko tanah longsor yang "mengkhawatirkan." Tang menjelaskan bahwa bahaya tanah longsor di daerah ini sangat akut karena curah hujan yang ekstrem.
"Gerakan Melissa yang relatif lambat, jalur lintasan di atas medan pegunungan dan curah hujan yang luar biasa banyak hingga 40 inci di beberapa daerah adalah bahan-bahan yang berkontribusi pada risiko tanah longsor yang mengkhawatirkan," ujarnya kepada The Associated Press.
Potensi korban jiwa sangat tinggi. Di Amerika Serikat sendiri, tanah longsor, yang didefinisikan oleh US Geological Survey sebagai "pergerakan massa batuan, puing, atau tanah menuruni lereng," menyebabkan rata-rata 25 hingga 50 kematian setiap tahun. Secara global, angkanya mencapai ribuan. Gerakan tanah ini mampu bergerak dengan kecepatan tinggi dan dapat menghancurkan rumah serta memblokir jalur transportasi vital, termasuk jalan dan rel kereta api.
Saat badai bergerak perlahan melalui Karibia, pejabat mendesak penduduk di daerah dataran rendah dan rawan banjir untuk segera mencari tempat berlindung. Di Republik Dominika, puluhan sistem pasokan air telah terganggu akibat hujan lebat, memutus akses air minum bagi lebih dari setengah juta pelanggan.
Badai ini telah dikaitkan dengan kematian sedikitnya enam orang di Karibia utara, termasuk di Haiti dan Republik Dominika. Para ahli meteorologi mengaitkan penguatan cepat Melissa-yang terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam-dengan suhu permukaan laut yang luar biasa hangat di Atlantik, sebuah fenomena yang dipicu oleh perubahan iklim.
Kekhawatiran yang meluas di kalangan komunitas ilmiah adalah bahwa badai yang semakin kuat dan intensif ini dipicu oleh pemanasan samudra global. Hal ini membuat negara-negara di kawasan ini harus bersiap menghadapi bencana yang intensitasnya terus meningkat, menuntut adaptasi infrastruktur dan sistem peringatan dini yang lebih tangguh.
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banjir Dahsyat Hantam 2 Negara Sekaligus, Korban Berjatuhan































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319082/original/060228700_1755504247-pspr.jpg)


:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5174412/original/075301900_1742925564-20250325AA_Timnas_Indonesia_Vs_Bahrain-17.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285579/original/071930200_1752717808-ChatGPT_Image_Jul_16__2025__11_01_37_AM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5268770/original/041274100_1751277076-1000588195.jpg)


:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/4912935/original/030105800_1723120667-Latihan_Timnas_Indonesia_U-17_4.JPG)

:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5284222/original/004291500_1752589801-Timnas_Indonesia_U-23_Vs_Brunei_Darussalam_U-23-6.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5274834/original/095110500_1751811864-1000595156.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5271468/original/063988200_1751511729-Timnas_Putri_Indonesia_vs_Pakistan-15.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5276978/original/022622300_1751970655-e7494ed4-199a-4886-adc7-134a47c0a893.jpeg)